REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Tari Rentak Besapih yang dibawakan sejumlah mahasiswa Indonesia memeriahkan Festival Persahabatan Bangsa-Bangsa keempat. Festival yang digelar di Kota Khartoum dan dibuka Asisten Presiden Republik Sudan, HE Abdurrahman Al-Sadiq Al Mahdi, Senin (5/2) itu, diselenggarakan Dewan Persahabatan Bangsa-Bangsa Internasional Sudan.
KBRI Khartoum dalam keterangan tertulisnya menyatakan, tarian yang berasal dari Provinsi Jambi ini menggambarkan kerukunan dan persatuan masyarakat. Tarian ini ditampilkan guna memberikan gambaran kepada masyarakat setempat, terkait pentingnya kerukunan dan persatuan di tengah kemajemukan masyarakat.
"Kegiatan ini pun menjadi momen untuk memperkenalkan budaya dan bangsa Indonesia kepada masyarakat Sudan khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya," tulis KBRI Khartoum.
Berbagai kerajinan tangan asli Indonesia seperti tas, baju batik, dompet, gantungan kunci, tempat tisu serta pernak pernik lainnya turut dipamerkan kepada rakyat Sudan yang berkunjung ke stand KBRI Khartoum. KBRI Khartoum pun menyediakan camilan khas Indonesia yang dapat dicicipi para pengunjung secara cuma-cuma.
Stand KBRI Khartoum didatangi sejumlah pengunjung.
KBRI Khartoum pun menyediakan petugas khusus yang siap memberikan penjelasan kepada para pengunjung pameran, yang tertarik untuk berwisata atau mencari peluang bisnis dan pendidikan ke Indonesia. Petugas itu juga memberikan penjelasan untuk mengenalkan Indonesia lebih mendalam kepada para pengunjung.
HE Abdurrahman mengapresiasi serta memuji kekayaan alam dan masyarakat Indonesia secara umum. “Indonesia adalah bangsa yang besar, dan tentunya Sudan serta Indonesia adalah 2 bangsa yang tidak bisa dipisahkan keeratan hubungannya. Keindahan alamnya luar biasa dan masyarakatnya sangat baik serta ramah," kata dia.
Acara itu berlangsung selama sepekan dari 5-10 Februari 2018. Sebagai puncak adalah kegiatan Karnaval Kebudayaan Bangsa-Bangsa serta Pentas Budaya Akbar pada 10 Februari 2018 di Gedung Persahabatan, Sudan.