REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kebakaran lahan dan hutan di daerah pesisir Provinsi Riau, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Meranti, belum bisa dijinakan selama enam hari terakhir. Kebakaran justru makin luas hingga melahap area seluas 150 hektare.
"Kebakaran terjadi sejak 9 Februari lalu dan perkiraan luasnya sekarang sudah 150 hektare lebih," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti, M Edy Aprizal kepada Antara di Selatpanjang, Rabu (14/2).
Lokasi kebakaran berpusat di Desa Lukun Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti. Menurut informasi awal yang didapatkan BPBD Meranti kebakaran berawal dari lahan gambut yang ditumbuhi semak belukar.
Api cepat merambat di lahan gambut karena angin kencang, sehingga menjalar ke hutan kemudian mencapai kebun sagu dan karet milik masyarakat.
Menurut informasi, api kini juga merambat ke lahan sagu milik perusahaan PT National Sago Prima (NSP) dari Astra Grup. "Tapi kami masih fokus pada pemadaman, belum bisa merinci dengan pasti berapa luas kebakaran di lahan pertanian masyarakat dan perusahaan," ujarnya.
Ia menjelaskan, Desa Lukun berjarak sekitar satu jam perjalanan dengan perahu cepat (speedboat) dari Kota Selatpanjang, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Meranti.
Tim gabungan dari BPBD, TNI-Polri serta masyarakat setempat dan perusahaan sudah turun ke lapangan untuk memadamkan kebakaran. Namun angin yang bertiup sangat kencang di lokasi tersebut membuat upaya pemadaman tidak berjalan mulus. "Angin berubah-ubah seperti mengacak, sebentar ke utara lalu ke barat. Akibatnya, sulit kita mengejar kepala apinya," kata Edy.
Selain itu, proses pemadaman makin sulit karena kebakaran sudah merambat ke kebun sagu. "Kebakaran terjadi di bawah permukaan gambut dan di atas api merambat sampai ke daun sagu. Kebakarannya atas-bawah," ujarnya.
Menurut dia, pemadaman pada Rabu ini cukup terbantu karena bantuan helikopter Superpuma dari Sinarmas Grup. Helikopter itu sekitar satu jam menjatuhkan bom air di lokasi kebakaran. "Kita cukup terbantu dengan adanya helikopter Superpuma karena kepala api yang lokasinya jauh bisa dijangkau pemadamannya dari udara," katanya.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sukisno, mengatakan hasil citra satelit hingga pukul 16.00 WIB menunjukan ada 10 titik api (firespot) karena tingkat keakuratan (level confidence) sudah di atas 70 persen.
"Lima titik di Kepulauan Meranti, satu titik di Bengkalis dan empat titik di Pelalawan," ujarnya.