Rabu 14 Feb 2018 19:19 WIB

Aparat Simulasikan 6 Skenario Pengamanan Pilkada Jatim

Ini simulasi pelatihan untuk menangani situasi yang paling parah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Polisi berusaha menggeser peserta aksi yang semakin anarkis saat simulasi pengamanan Pilkada serentak di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (9/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Polisi berusaha menggeser peserta aksi yang semakin anarkis saat simulasi pengamanan Pilkada serentak di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (9/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Polda Jatim beserta TNI, Pemprov serta KPUD Jawa Timur menggelar latihan sistem pengamanan kota (sispamkota) dalam pengamanan Pilkada serentak 2018 di lapangan Makodam V Brawijaya Surabaya, Rabu (14/2). Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin mengatakan, simulasi sispamkota yang disimulasikan meliputi pengamanan untuk kondisi yang paling parah.

"Ini simulasi pelatihan untuk menangani situasi yang paling parah, karena kita tidak bisa menganggap Pilkada besok aman-aman saja. Maka kemungkinan terburuk seperti kerusuhan masal, kita tampilkan cara penanganannya. Kita siap untuk mengamankan pilkada 2018," kata Machfud.

Dalam kesempatan ini, terdapat enam skenario yang ditampilkan sebagai upaya pengamanan Pilkada. Keenam skenario yang disiapkan melibatkan unsur TNI, Polisi, serta Satpol PP.

Keenam sekenario yang dimaksud meliputi pengamanan saat pendistribuisian surat suara, pengamanan saat masa kampanye, pengamanan saat masa tenang. Juga pengamanan saat pencoblosan, pengamanan saat penetapan pemenang Pemilukada, dan pengamanan pascapilkada.

Salah satu rangkaian acara yang mendapat perhatian dari hadirin adalah dilakukannya pengejaran oleh petugas kepolisian terhadap oknum perusuh saat masa kampanye. Dua buah mobil satlantas Polda Jatim mengejar pengguna motor disertai adu balap dan berbagai manuver.

Namun akhirnya pengendara motor dapat dilumpuhkan oleh seorang polwan dengan tangan kosong. Berikutnya adalah penanganan menghadapi perusuh saat penetapan pemenang Pemilukada oleh KPUD Jawa Timur yang tidak diterima oleh salah satu pendukung pasangan. Meski dari simulasi itu polisi telah menunjukkan kesiapannya, Machfud tetap mengingatkan agar para aparat mampu membuat situasi di pilkada mendatang berlangsung tenang.

Machfud pun berharap tidak ada kerusuhan-kerusuhan yang terjadi, sesuai harapan masyaratak Jatim. "Mudah-mudahan di lapangan tidak terjadi kerusuhan. Kami optimis karena masyarakat Jatim bisa menjaga guyub rukun, dan gotong royong menciptakan keamanan di Jatim," ujar Machfud.

Kapolda kelahiran Surabaya itu pun meyakini Pilkada Serentak 2018 di Jatim akan berlangsung aman. Alasannya, kata dia, masyarakat Jatim kini kian dewasa, intelek, dan demokratis. "Sudah bukan masanya lagi kerusuhan, ini jaman now. Jadi masyarakatnya cerdas dan memilih pemimpin berdasarkan hati nurani," kata Machfud.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement