REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Antariksa Inggris, melalui Program Kemitraan Internasional (International Partnership Programme IPP), mengumumkan proyek baru senilai 2 juta poundsterling atau setara Rp 40 Miliar, untuk mengatasi kebakaran hutan di Indonesia dan Malaysia. Menteri Ilmu Pengetahuan Inggris Sam Gymah mengatakan, proyek tersebut akan dijalankan oleh perusahaan Inggris, CGI.
Dengan menggunakan satelit, CGI akan melakukan observasi dan pengukuran untuk memetakan tingkat air di lahan-lahan gambut di mana kebakaran hutan kerap terjadi. Dengan memonitor tingkat air dan meningkatkan hidrologi di area tersebut, resiko kebakaran dapat dikurangi secara signifikan.
Proyek ini sendiri merupakan salah satu dari 10 proyek baru di dunia yang melibatkan sejumlah organisasi ruang angkasa Inggris. Nilai total seluruh proyek mencapai 38 juta poundsterling atau setara Rp 720 miliar.
"Program ini menggunakan keahlian badan antariksa Inggris untuk memberikan solusi inovatif terhadap isu-isu konkrit di seluruh dunia," kata Gymah, melalui siaran pers pada Republika, Rabu (14/2).
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik menyambut gembira kerja sama tersebut. Ia optimistis proyek yang dijalankan oleh perusahaan asal Inggris dapat memberikan solusi konkret atas permasalahan kebakaran hutan yang kerap terjadi di Indonesia.
Kebakaran hutan berdampak buruk pada kesehatan dan lingkungan, serta menyebabkan ribuan kematian dini. Dengan menggunakan teknologi Inggris yang terkemuka di dunia, proyek ini tentu dapat mendukung usaha Indonesia dalam memerangi kebakaran hutan dengan biaya yang sangat efektif.