REPUBLIKA.CO.ID, Maryland -- Sejumlah orang terluka dan seorang tersangka ditahan setelah sebuah mobil SUV hitam membuat keributan di luar markas besar National Security Agency (NSA) atau Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Rabu (14/2) pukul 07.00 WIB waktu setempat. Tembakan diluncurkan setelah kendaraan itu mendekat tanpa izin.
Dilansir BBC News Kamis (15/2), juru bicara NSA mengatakan belum ada kejelasan apakah tembakan dilakukan oleh petugas penegak hukum atau tersangka. Tapi, saat ini, lokasi di sekitar kejadian sudah aman. Beberapa korban luka tampaknya tidak terkait dengan tembakan tersebut.
Pejabat NSA menambahkan, beberapa orang sudah dibawa ke rumah sakit dari pangkalan Angkatan Darat AS yang berjarak sekitar 30 mil (48 kilometer) di bagian timur laut Washington DC usai insiden.
Kepada media, pejabat federal mengatakan bahwa insiden itu tidak terkait dengan terror. Sementara itu, salah satu stasiun berita lokal, WTOP News, melaporkan, mobil SUV hitam tidak menargetkan NSA.
Dari foto yang ditampilkan di CBS News, terlihat lubang peluru pada kaca depan kendaraan dengan kantung udara mengembang. Tampaknya, telah terjadi tabrakan antara mobil dengan barikade beton bertanda NSA di luar gedung. NBC News mengatakan, setelah kejadian itu, tampak polisi mengelilingi seorang lelaki yang diborgol dan duduk di tanah.
Informasi juga menyebar di media sosial. Melalui akun Twitter-nya, kantor FBI di Baltimore mengatakan, mereka telah mengirim agen untuk menyelidiki insiden tersebut. "Polisi NSA dan penegak hukum setempat menangani kejadian yang terjadi pagi ini di salah satu pintu masuk kendaraan. Situasi terkendali dan tidak ada ancaman lanjutan," tulis NSA dalam akun Twitter.
NSA Police and local law enforcement are addressing an incident that took place this morning at one of NSA's secure vehicle entry gates. The situation is under control and there is no ongoing security or safety threat.
— NSA/CSS (@NSAGov) 14 Februari 2018
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah diberitahu mengenai insiden ini. "Pikiran dan doa kami tertuju pada semua orang yang telah terdampak," ucap juru bicara White House, Lindsay Walters.
Kejadian ini mengingatkan pada insiden pada Maret 2015. Saat itu, satu orang tewas dan satu lagi terluka parah setelah mengemudikan kendaraan ke gerbang NSA, mengabaikan perintah untuk berhenti. Laporan berikutnya menyebutkan, dua pengemudi tengah berada di bawah pengaruh obat-obatan usai menghadiri pesta.