REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi I DPR, Ahmad Hanafi Rais berharap pihak intelijen bisa memberikan penjelasan ke Komisi I terkait maraknya kasus kekerasan dan intoleransi kepada tokoh agama dan rumah ibadah yang terjadi di beberapa tempat di tanah air. Komisi I DPR tidak ingin kasus-kasus kekerasan semacam itu terus terjadi.
Hanafi mengatakan, penjelasan ini penting untuk memperjelas apakah benar ada dalang dibalik semua rentetan kejadian kekerasan terhadap tokoh agama baik ulama, biksu dan pastor serta pengrusakan rumah ibadah ini. Menurutnya, paling tidak ada informasi awal untuk memastikan bahwa kejadian intoleran yang terjadi di Jawa Barat dan Jogja adalah yang terakhir.
"Yang akan kita lakukan adalah mengundang seluruh pihak yang menguasai bidang intelejen untuk memaparkan apa yang terjadi. Apakah benar semua insiden ini hanya kriminalitas murni atau tidak," kata Hanafi kepada Republika.co.id, Rabu (14/2).
Politikus PAN itu menegaskan, jika memang kriminal murni aparat perlu usut dengan setuntas-tuntasnya tanpa pandang bulu. Tanpa perlu membuat wacana-wacana yang belum tentu pasti. "Usut sampai tuntas siapapun itu tanpa memandang latar belakang," tegasnya.
Komisi I DPR tidak ingin rentetan kekerasan intoleransi ini menjadi kejadian yang sistematis dan terulang ulang kembali. Apalagi tujuannya untuk menciptakan pra kondisi soal isu kedaruratan yang tidak diperlukan."Jadi lebih baik dideteksi dini dan dicegah secepatnya. Dan itu adalah tugas intelijen kita," terangnya.