REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Suriah Staffan de Mistura, Rabu, meminta agar potensi kekerasan di Suriah segera diturunkan.
"Ini adalah saat paling brutal, mengkhawatirkan dan berbahaya yang pernah saya liat sepanjang (menjalankan tugas saya) sebagai utusan khusus," kata Mistura kepada Dewan Keamanan PBB.
"Saya sangat menekankan permintaan sekretaris jenderal PBB kepada semua pihak terkait di Suriah dan kawasan dan di luar itu untuk segera menurunkan kekerasan tanpa syarat, dan mendesak semua pemangku kepentingan ... agar menggunakan pengaruh mereka untuk membantu menurunkan kekerasan," kata Staffan de Mistura.
De Mistura mengatakan, persaingan atas wilayah di Provinsi Idlib dan Hama terus berlangsung. Begitu juga rangkaian serangan udara di wilayah barat laut dan di Ghouta yang terkepung. Banyak warga sipil terbunuh dan serangan-serangan terus mengenai rumah-rumah sakit, sekolah dan pasar.
Baca juga, AS Kecam Bom Rusia dan Suriah yang Tewaskan Oposisi.
Berbagai laporan menunjukkan bahwa lebih dari 1.000 warga sipil kehilangan nyawa hanya dalam pekan pertama Februari. "Ada beberapa dugaan bahwa serangan senjata kimia berlangsung di Ghouta dan Idlib serta di distrik Afrin di perbatasan dengan Turki," ujarnya.
"Kendati tuduhan-tuduhan itu tidak dapat dipastikan kebenarannya karena tidak ada penyelidikan independen, dugaan tersebut sangat mengkhawatirkan," kata de Mistura menambahkan. Setidaknya 320 ribu orang telah kehilangan tempat tinggal karena pertempuran di Idlib hanya dalam dua bulan.