REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sejumlah sekolah di Kota Padang, Sumatra Barat meliburkan siswa-siswinya dari aktivitas belajar pada Kamis (15/2). Seperti yang terjadi di SMP Negeri 27 Kota Padang, siswa kelas 1 dan 2 diliburkan sementara siswa kelas 3 tetap dianjurkan bertahan di sekolah untuk belajar.
Langkah ini diambil lantaran bangunan sekolah ikut terendam air setinggi 20-40 centimeter, baik di halaman sekolah hingga ke dalam ruang kelas. Salah satu siswi kelas 2, Dea Shafira, menyebutkan bahwa pihak sekolah meminta seluruh murid untuk kerja bakti menyelamatkan barang-barang dari genangan air dan membersihkan lantai ruangan yang airnya mulai surut.
"Hujan kemarin deras, air masuk kelas. Aktivitas hari ini bersih-bersih sekolah saja. Terus disuruh pulang sama kepalah sekolah," jelas Dea, Kamis (15/2).
Kota Padang memang diguyur hujan deras sejak Rabu (14/2) sore hingga Kamis (15/2) dini hari tadi. Kejadian ini justru terjadi setelah curah hujan yang minim terjadi selama nyaris satu bulan belakangan. Warga Kota Padang juga mulai mengalami kesulitan air bersih.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Edi Hasymi menyebutkan, pihaknya sudah siaga menghadapi bencana banjir. Sejumlah perahu karet sudah disiapkan sejak kemarin untuk dikirim ke titik-titik rawan banjir. Sejumlah titik yang dianggap rawan banjir di antaranya Lubuk Begalung, Jundul Rawang, Pondok, Mato Aia, Sawahan, Tabiang dan lainnya.
Edi menilai, hujan deras semalaman yang terjadi di Kota Padang spontan menyebabkan banjir di sejumlah titik lantaran sampah, baik organik dan nonorganik, mengendap di saluran-saluran air. Hal ini diperparah cuaca kering yang terjadi selama dua pekan belakangan.
"Akibatnya sampah plastik, daun, dan lainnya memenuhi selokan dan drainase dan menyebabkan air tersumbat," jelas dia.