REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Manchester City hampir menyapu bersih lawan-lawannya musim ini. Namun pembicaraan mengenai quadruple mungkin perlu ditunda setidaknya sampai lawatan Senin (19/2) melawan tim "hantu" di Piala FA Wigan Athletic pada putaran kelima.
Wigan asuhan Roberto Martinez yang terancam degradasi membalikkan semua asumsi untuk menaklukkan City asuhan Roberto Mancini di final Piala FA 2012/2013. Wigan membuktikan bahwa kompetisi tertua di dunia itu masih mampu menghasilkan juara-juara kejutan.
Bukan hanya itu, semusim kemudian Wigan pergi ke Stadion Etihad dan mengulangi hal tersebut, memenangi perempat final dengan skor 2-1 melawan tim yang sepekan kemudian akan dimahkotai gelar juara Liga Primer Inggris di bawah asuhan Manuel Pellegrini. Hari-hari itu terlihat sudah berlalu lama bagi Wigan yang berusaha untuk kembali ke divisi utama sepak bola Inggris.
City, sementara itu mempertahankan konsistensinya di papan atas setelah pelatih Pep Guardiola melakukan pekerjaan ajaibnya. The Citizens unggul 16 poin di puncak klasemen dan berada di ambang perempat final Liga Champions, dan pekan depan akan bermain melawan Arsenal di final Piala Liga.
Namun meski terdapat perbedaan besar dalam kualitas antara kedua tim, Piala FA adalah Piala FA, sehingga pertandingan putaran kelima Senin nanti menjanjikan laga yang penuh intrik.
Pelatih Wigan Paul Cook akan bersikap bijak untuk melarang para pemainnya menyaksikan City menang 4-0 atas Basel pada Selasa (13/2) di Liga Champions. "Sulit untuk dikatakan bahwa ini hanyalah pertandingan normal karena mereka merupakan salah satu tim terbaik di dunia. Kami akan memberi rasa hormat kepada mereka. Kami akan harus mempelajari mereka dan datang dengan rencana matang," jelas dia.