REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Suasana penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Jawa Barat (Jabar) tiba-tiba berjalan ricuh dan memanas di Kota Cimahi. Puluhan orang tidak dikenal menggeruduk kampanye salah satu pasangan calon (paslon) Gubernur Jabar. Mereka menolak kehadiran paslon tersebut dengan cara mengejek dan saling lempar.
Namun dengan sigap, paslon berhasil dibawa keluar oleh pengawal pribadi. Tidak lama berselang dari itu, sebuah bom disimpan oleh orang tidak dikenal yang ingin mengagalkan penyelenggaraan Pilkada Jabar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bandung Barat.
Tim penjinak bahan peledak (jihandak) Polda Jabar kemudian datang ke KPU untuk mengamankan bom tersebut. Dengan berseragam lengkap, salah seorang anggota tim jihandak memeriksa dengan alat metal detector, kemudian memasang alat penjinak. Sebab bom tersebut dilengkapi semacam pengendali jarak jauh.
Tidak lama dari upaya penjinakan, petugas tersebut kemudian menjauhi bom tersebut. Sekitar satu menit bom meledak dengan keras. Tak ada warga yang terluka atau korban nyawa karena sebelumnya semua orang di KPU berhasil dievakuasi.
Di lokasi yang berbeda, ratusan massa pendukung pasangan calon menggelar aksi demo terhadap KPU yang dianggap tidak profesional dalam bekerja karena telah mengatur suara paslon. Demo yang berjalan tertib kemudian ricuh karena massa tersulut oleh ajakan provokator untuk melawan petugas kepolisian.
Massa pendukung terus melempar petugas dengan benda-benda keras seperti batu dan kayu. Pihak kepolisian terus mengimbau agar massa melakukan demo dengan tertib. Namun peringatan tersebut tidak digubris.
Sehingga, aparat kepolisian melakukan tindakan tegas dengan melepas anjing K-9 dan mobil anti huru hara. Kemudian, kendaraan taktis menembakkan water canon ke arah pengunjuk rasa sehingga mereka berhasil dipukul mundur.
Semua peristiwa tersebut ternyata kegiatan yang direkayasa untuk kepentingan simulasi sistem pengamanan (sispam) kota pada pilkada serentak di Jawa Barat yang digelar di Lapangan Brigif, Kota Cimahi, Kamis (15/2).
Acara tersebut disaksikan langsung Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto, AsOps Kapolri, Irjen M. Iriawan, Kabarhakam, Irjen Moehgiarto, Walikota Cimahi, Ajay M. Priatna, Irwasum Komjen Pol Putut Eko Bayu Seno dan sejumlah Kapolres di Jabar.
Kegiatan simulasi lainnya juga yang dilakukan yaitu pengamanan distribusi kotak suara, pengamanan masa kampanye, pengamanan masa pemungutan suara, pengamanan masa penghitungan suara.
Serta melakukan penyelamatan tim taktis terhadap anggota KPU yang diculik, penyelamatan calon walikota yang akan diserang oleh massa lawan, dan pembubaran massa dengan senjata api berpeluru karet. Beberapa kendaraan taktis dan helikopter pun diturunkan.
Dalam sambutannya, Kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan simulasi Sispamkota yang dilaksanakan Polda Jabar bersama unsur TNI dan Stakeholder bertujuan memberikan perlindungan dan pengayomam pada pelaksanaan Pilkada tahun 2018 di Jawa Barat.
"Kami jajaran polda Jabar siap untuk melakukan proses pengamanan pilkada Jawa Barat," ujarnya, Kamis (15/2).
Sementara itu, Irwasum Polri, Komjen Pol Putut Eko Bayu Seno meminta agar terus mengoptimalkan peran babinkamtibmas dan babinsa agar masyarakat tidak terpengaruh dengan isu yang memecah belah. Selain itu, ia berpesan agar TNI Polri menjaga netralitas dalam pilkada karena tugas utamanya adalah mengamankan pesta demokrasi.