REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejarah Islam di Italia diawali pada abad kesembilan saat Sisilia ditaklukkan penguasa Islam. Kehadiran Muslim telah ada sejak 872 M saat penaklukan pertama di Mazara hingga 1300 M. Sejak saat itu hingga 1970-an, Islam bisa dibilang absen di Italia.
Pulau Pantelleria yang berada antara ujung barat Sisilia dan Afrika Utara ditaklukkan bangsa Arab pada 700 M. Sebelumnya, bangsa Arab telah menguasai wilayah Sisilia yang dikuasai Romawi pada 652 M, 667 M, dan 720 M.
Hakim dari Sisilia yang memberontak terhadap Kekaisaran Bizantium meminta bantuan Muslim. Hakim Aghlabid dari Ifriqiyah mengirim Arab, Berber, dan Andalusia untuk menaklukkan Sisilia pada 827 M, 830 M, dan 875 M. Pasukan tersebut dipimpin, antara lain, oleh Asad ibn al-Furat.
Palermo jatuh ke tangan Muslim pada 831 M, diikuti Messina pada 843 M, dan Syracuse pada 878 M. Pada 902 M, Aghlabid sendiri yang memimpin pasukan merebut Taormina. Reggio Calabria jatuh pada 918 M dan Rometta pada 964 M.
Di bawah kepemimpinan Muslim, sektor agrikultural maju pesat dan berorientasi ekspor. Seni dan kerajinan berkembang di kota-kota. Palermo sebagai ibu kota kaum Muslim saat itu memiliki 300 ribu penduduk. Jumlah tersebut melebihi jumlah seluruh penduduk di Jerman.
Penduduk setempat yang ditaklukkan Muslim sebagian besar beragama Katolik di Sisilia barat. Di bagian timur pulau itu ada juga sejumlah besar orang Yahudi. Mereka diberikan kebebasan menganut agama mereka dengan sejumlah pembatasan.
Mereka diharuskan membayar jizyah atau pajak pendapatan dan kharaj atau pajak tanah. Mereka tidak harus membayar zakat. Jizyah dibayarkan sebagai tanda tunduk pada kekuasaan Islam. Sebagai gantinya, penduduk dilindungi dari agresi asing dan internal.
Mereka bisa menghindari status ini. Caranya, dengan memeluk Islam. Sebagian besar warga Sisilia akhirnya banyak yang memeluk Islam. Hingga pertengahan abad ke-11, Muslim menjadi mayoritas di Sisilia.