REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Biro Investigasi Federal AS, FBI, telah meluncurlan sebuah ulasan mengenai penanganan peringatan atas remaja yang dituduh melakukan penembakan di sebuah sekolah menengah atas (SMA) di Florida pada Rabu (14/2) waktu setempat. Nikolas Cruz yang berusia 19 tahun mendapatkan tuduhan pembunuhan berencana dan menyebabkan korban sebanyak 17 orang serta menjadi kasus paling sadis sejak 2012.
Cruz dilaporkan pernah memberikan sebuah komentar dalam laman akun Youtube tahun lalu dan menyatakan dirinya ingin menjadi penembak sekolahan yang profesional. FBI lalu mengakui pihaknya telah menerima sebuah peringatan akan hal tersebut.
Media AS juga melaporkan pihak sekolah telah diperingati akan hal ini dan melarang Cruz menggunakan tas punggung ke sekolah. Pihak FBI lalu mengatakan telah melakukan penyelidikan atas komen tersebut namun tidak mampu sepenuhnya menemukan identitas orang yang memberikan komentar.
Setelah melihat komentar di unggahan Youtube tahun lalu yang ditulis oleh Cruz, pemilik akun Ben Bennight menghubungi FBI dan berbicara dengan juru bicara mereka selama 20 menit. FBI kemudian menghubungi Bennight lagi untuk membicarakan penembakan di Florida.
FBI mengkonfirmasi pada Kamis bahwa mereka memang telah diperingati dengan komentar yang ada. Mereka juga menyatakan telah melakukan pengecekan namun tidak berhasil mengidentifikasi siapa orang dibalik komentar tersebut.
Sementara itu guru matematika Jim Gard menyatakan kepada Miami Herald Newspaper pihak otoritas sekolah telah memberikan email kepada para guru tentang kelakuan Cruz. "Kami diberi tahu tahun lalu bahwa Cruz tidak diizinkan ke kampus menggunakan backpack," ujar Gard kepada Miami Herald, dilansir di BBC, Jumat (16/2).
Gard juga menyatakan tahun lalu ada masalah dengan Curz yang mengancam murid-murid di sekolah tersebut. Karena ulahnya tersebut Curz kemudian dikeluarkan dari sekolah.
Namun hingga saat ini masih belum jelas apa alasan Curz dikeluarkan tahun lalu. Mantan teman sekelas Curz, Joshua Charo, menyatakan Curz ditemukan membawa peluru dalam tasnya.
"Aku tidak bisa menyatakan aku tidak kaget (penembakan). Dia memang terlihat seperti anak-anak yang akan melakukan hal ini," ujar Charo setelah penembakan terjadi.
Seorang murid lainnya juga mendukung pernyataan Charo. "Semua orang bisa memprediksikan ini terjadi," ujarnya kepada media lokal WFOR.
Namun demikian pihak kepolisian menyatakan mereka belum diberikan peringatan akan kemungkinan penembakan oleh Curz.
Kasus penembakan kali ini terjadi di Marjory Stoneman Douglas High School di Parkland, Florida. 14 orang meninggal dan tiga lainnya masih dalam kondisi kritis.
Sebuah media lokal lalu melaporkan bahwa kelompok supremasi kulit putih Republik Florida (ROF) Jordan Jereb menyatakan Curz pernah berlatih bersama mereka. Namun kelompok tersebut tidak memerintahkan dirinya untuk melakukan penembakan di sekolah.
Pihak penyidik lalu membantah ucapan kelompok tersebut dengan menyatakan pihaknya tidak menemukan hubungan antar keduanya.