REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan metereologi klimatologi dan geofisika (BMKG) melaporkan pada Jumat, (16/2) pukul 12.13.04 WIB, wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa Barat dan Banten mengalami gempa bumi tektonik dan tidak berpotensi tsunami.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi berkekuatan M=5.0 dengan koordinat episenter pada 7,74 LS dan 106,00 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 133 km BaratDaya Kabupaten Lebak, Propinsi Banten pada kedalaman 24 km.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Moch Riyadi mengatakan, dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan masyarakat, menunjukkan guncangan yang dirasakan di daerah Bayah dan Cikotok dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III-IV MMI), Sukabumi dan Bandung dengan intensitas II SIG-BMKG (II-III MMI).
"Hingga saat ini belum ada informasi adanya kerusakan," ujarnya dalam siaran tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (16/2).
Gempa bumi selatan Lebak Banten ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi berkedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempang Eurasia. Hal ini sesuai dengan hasil mekanisme sumber dengan arah pergerakan mendatar-naik (oblique thrust fault).
"Sampai pukul 13.00 WIB belum ada aktivitas gempa bumi susulan. Kepada masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Lebak dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tutupnya.