Jumat 16 Feb 2018 15:03 WIB

Bupati Prihatin Narkoba Sasar Pesantren di Martapura

Dengan julukan sebagai Serambi Makah, makin membuat orang berupaya merusaknya.

Dua anak tengah mabuk setelah 'ngelem' atau 'ngaibon' (Ilustrasi)
Foto: dinsosdki.net
Dua anak tengah mabuk setelah 'ngelem' atau 'ngaibon' (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MARTAPURA -- Bupati Banjar, Kalimantan Selatan, Khalilurahman prihatin terkait peredaran maupun penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya yang masuk ke pondok pesantren di kabupaten itu. "Kami sangat prihatin karena narkoba sudah masuk ponpes yang berdampak rusaknya akhlak dan perilaku santri yang mendalami ilmu agama," ujarnya di Kota Martapura, Jumat (16/2).

Dia menyebutkan, kasus terbaru yakni santri sebuah ponpes yang kedapatan tengah mabuk atau kondisi teler karena menghirup uap dari kaleng berisi lem atau biasa disebut "ngelem". Temuan itu merupakan indikator bahwa narkoba termasuk lem yang bisa membuat orang menghirupnya mabuk atau teler, sudah masuk ponpes yang banyak terdapat di kabupaten itu.

"Apapun jenisnya, narkoba harus kita perangi bersama-sama, tidak bisa satu pihak saja yang bersikap dan bertindak tetapi harus bersama-sama sehingga peredarannya terputus," ucapnya.

Menurut bupati yang juga ulama sepuh Kalsel itu, peredaran maupun penyalahgunaan narkoba di lingkungan ponpes cukup marak sehingga harus menjadi perhatian seluruh pihak. Dia mengatakan, ponpes yang cukup banyak tersebar di berbagai kawasan di Kabupaten Banjar menjadi salah satu sasaran peredaran narkoba yang siap dijadikan perusak generasi.

"Kabupaten Banjar menjadi salah satu daerah sasaran peredaran narkoba di Kalsel, apalagi julukan sebagai Serambi Mekah sehingga makin membuat orang berupaya merusaknya," ucap dia.

Ditekankan Khalilurahman yang juga mantan pimpinan Ponpes Darussalam Martapura itu, jika kondisi itu dibiarkan maka dampaknya akan menghilangkan generasi masa depan bangsa. "Kita semua harus bersikap maupun bertindak, baik dengan mencegahnya melalui pengawasan serta penindakan yang dilakukan aparat kepolisian. Jika tidak maka generasi hancur," ujarnya.

Ditambahkan wakil bupati Saidi Mansyur, pengawasan harus semakin ditingkatkan terutama orang tua dan anggota keluarga yang mengawasi anggota keluarga lainnya. "Orang tua dan anggota keluarga lain harus saling mengawasi sehingga tidak sampai anggota keluarga terjerumus menjadi pemakai maupun pengedar narkoba," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement