Jumat 16 Feb 2018 22:40 WIB

Pemerintah Diminta Jembatani UMKM dengan Importir

Sektor UMKM perlu digenjot untuk soslusi jangka pendek kinerja ekspor.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Aktivitas ekspor impor (ilustrasi).
Foto: bea cukai
Aktivitas ekspor impor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, Indonesia perlu meningkatkan pendampingan pada sektor UMKM guna meningkatkan kinerja ekspor. Ia mengaku, hal itu merupakan solusi jangka pendek yang realistis dilakukan pemerintah.

"Mereka (pelaku UMKM) perlu difasilitasi, diberi pendampingan, dan edukasi. Termasuk yang terpenting adalah akses pasar," ujar Enny ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (16/2).

Enny mengaku, pemerintah perlu menjembatani pelaku UMKM dengan para pembeli dari luar negeri atau importir. Ia mengatakan, selama ini pemerintah sudah membantu memasarkan produk UMKM melalui pameran. Akan tetapi, menurutnya hal itu kurang efektif. "Jadi jangan hanya spesialis pameran. Waktu pameran barangnya habis tapi setelah itu tidak ada pesanan lagi," ujar Enny.

Ia mengaku, UMKM memiliki kekuatan berupa keunikan karena mengangkat kearifan lokal dan nilai budaya. Akan tetapi, pengusaha kecil tersebut masih kerap kesulitan untuk menembus pasar mancanegara. "Pemerintah perlu membantu karena mereka tidak bisa mandiri seperti industri besar yang bisa pesan kontainer untuk ekspor kirim barang," ujar Enny.

Selain itu, Enny mengaku, kunci utama untuk meningkatkan ekspor adalah menggenjot industri manufaktur. Ia mengakui proses industrialisasi tidak bisa dikerjakan dalam waktu singkat. Akan tetapi, ia mengingatkan pemerintah untuk segera serius memperbaiki industri manufaktur. "Jangan sampai dianggap itu pekerjaan jangka menengah terus dan tidak kunjung dikerjakan," ujar Enny.

Baca juga: Indef: Pemerintah Perlu Waspadai Defisit Neraca Perdagangan

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement