Sabtu 17 Feb 2018 01:42 WIB

Nurdin Halid-Aziz Kahar Siapkan 3 'Kartu Sakti'

Tiga 'kartu sakti' itu Kartu Sulsel Baru, Kartu Anak Sehat dan Kartu Anak Pintar.

Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel Nurdin Halid (kedua kanan) dan Azis Kahar Mudzakar (kedua kiri)
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel Nurdin Halid (kedua kanan) dan Azis Kahar Mudzakar (kedua kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pasangan calon Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) menyiapkan tiga 'kartu sakti' untuk menyelesaikan sejumlah problematika warga. "Tiga 'kartu sakti' yang akan kita bagikan kepada warga itu nantinya akan digunakan dalam menyelesaikan permasalahan warga," ujar Nurdin Halid di Makassar, Jumat (16/2).

Adapun tiga kartu yang disebutnya sebagai inovasi itu berisi akses layanan program-program pro-kampung unggulan yang ditujukan untuk menyejahterakan masyarakat Sulsel. NH memaparkan tiga 'kartu sakti' itu masing-masing Kartu Sulsel Baru, Kartu Anak Sehat dan Kartu Anak Pintar. Kartu itu ada yang bersifat umum dan ada pula yang bersifat khusus.

Beragam kemudahan dalam upaya menyejahterakan masyarakat termaktub dalam 'kartu sakti' tersebut. Penggunaan Kartu Sulsel Baru tentunya baru diaktifkan bila NH-Aziz memenangi Pilgub Sulsel 2018. "Kelak, jika NH-Aziz terpilih maka akan ada dibentuk tim percepatan program yang akan mengidentifikasi (pemilik kartu). Dalam (kartu) itu ada yang bersifat umum dan khusus," katanya.

Dia menjelaskan Kartu Sulsel Baru contohnya memuat sederet program unggulan NH-Aziz. Mulai dari akses layanan kesehatan gratis berbasis KTP, pendidikan gratis berbasis KTP, kredit kesejahteraan tanpa bunga dan agunan, pemberian bibit unggul gratis serta sederet layanan unggulan lainnya.

Begitu pula dengan Kartu Anak Sehat dan Kartu Anak Pintar. Bedanya, NH menuturkan dua kartu terakhir sengaja dirancang lebih spesifik.

Tujuan dari 'kartu sakti' itu adalah menciptakan pemerataan dan keseimbangan. Dia mengatakan, tidak boleh ada sekat dan pembedaan antara orang kaya dan orang miskin. Semuanya harus hidup layak dan sehat serta memperoleh akses pendidikan yang berkualitas. "Saya berikan contoh, anak orang kaya bisa minum susu setiap hari, di saat anak miskin belum tentu mampu membeli susu dalam sebulan. Olehnya itu, kita siapkan dana tunai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta dalam Kartu Anak Sehat," jelas NH.

Sama halnya dengan Kartu Anak Pintar juga disiapkan untuk menjamin hadirnya pemerataan kebutuhan bagi setiap anak didik. Tidak memandang latar belakang sosial, baik itu kaya maupun miskin. Harus disadari, meski biaya pendidikan sudah gratis, problematika tidak selesai. Nurdin megatakan, Terkadang ada anak miskin yang sebenarnya pandai, tapi malas bersekolah karena minder.

"Ke depan itu tidak boleh terjadi. Tidak boleh ada sekat ataupun pembeda-bedaan. Makanya program pendidikan NH-Aziz itu tidak sebatas membebaskan biaya pendidikan tapi juga perlengkapan sekolah. NH-Aziz juga memastikan tidak boleh ada pungli, apapun itu baik itu uang bangku atau uang buku," pungkasnya. 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement