REPUBLIKA.CO.ID, SEATTLE -- Sebuah perguruan tinggi dekat Seattle langsung mengunci kampus pada Jumat (16/2) setelah polisi setempat mendapat laporan penembakan bersenjata di kampus tersebut. Namun aksi penembakan itu belum terkonfirmasi. Juga tidak ada laporan korban luka. Kepolisian pun menyebut tidak menutup kemungkinan hal itu hanya laporan peringatan palsu.
Pihak kampus Highline College di Des Moines, negara bagian Washington, mengatakan di halaman Facebook-nya, saat itu terjadi semua orang didesak orang untuk membarikade pintu dan jendela. "Ini bukan latihan," tulis situs Highline College di websitenya seperti dikutip Reuters pada Jumat (16/2).
Sekolah yang memiliki sekitar 17 ribu siswa itu, mendapat peringatan yang mengkhawatirkan. Kejadian itu hanya berselang beberapa waktu lamanya setelah peristiwa penembakan di sekolah menengah atas di Parkland, Florida yang menewaskan 17 orang dan lainnya.
Peristiwa itu juga menjadi salah satu penembakan terburuk di sejarah Amerika Serikat. Departemen Kepolisian Renton mengatakan dalam sebuah tulisan di Twitter bahwa mereka dan agen penegak hukum lainnya mengirim petugas ke Highline College setelah mendengar laporan tentang tembakan senjata api.
"Saat ini, kami belum menemukan tersangka atau orang yang cedera yang saya sadari," kata Komandan Polisi Kent Jarod Kasner dalam sebuah wawancara via telepon.
Bagian South King Fire dan Rescue mengatakan bahwa mereka memiliki ambulans di sekolah tersebut. Namun seperti yang disebutkan di Twitter tidak ada korban yang diketahui.
Namun perguruan tinggi mengatakan polisi melakuka proses mengevakuasi di sejumlah bangunan. Hal ini karena pihak yang berada di dalam kampus mengirimkan pesan dan video yang mencemaskan di media sosial tentang barikade dadakan. "Saya masih di kelas, saya di Highline College dengan beberapa siswa, menunggu polisi mengevakuasi kami," seorang guru sastra Inggris, Stevi Costa di akun Twitter-nya. "Ini adalah mimpi buruk," kata Steve.