Sabtu 17 Feb 2018 14:51 WIB

Ketika Ganjar 'Diberondong' Pertanyaan Soal Kasus KTP-El

Ganjar berani memberikan informasi dan data jika ada yang bertanya soal kasus KTP-el

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Foto: Republika/Prayogi
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- Roadshow kampanye Calon Gubernur (Cagub), Ganjar Pranowo berlanjut di Kabupaten Jepara, Sabtu (17/2). Di 'Kota Ukir' ini, ia menyempatkan bertemu ratusan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) setempat, di klinik Masyitoh.

Seperti halnya roadshow kampanye sebelumnya, Cagub Nomor Urut 1 ini juga menyerap banyak aspirasi masyarakat, terutama dari kalangan Muslimat NU Kabupaten Jepara. Dari sekian aspirasi yang disampaikan kalangan Muslimat NU yang disampaikan, kepada Ganjar, yang menarik perhatian adalah pertanyaan seputar kasus KTP Elektronik (KTP-el).

Menanggapi hal ini, Ganjar mencoba menjawab keresahan masyarakat yang terus mendapat informasi yang tidak benar perihal posisinya dalam kasus megakorupsi tersebut. Guna memudahkan penjelasan, Ganjar menunjukkan dokumen pemeriksaan salah satu terdakwa kasus KTP-el kepada warga Muslimat NU yang hadir dalam kesempatan tersebut.

Dokumen yang sudah banyak beredar di publik tersebut menunjukkan bahwa Ganjar merupakan satu-satunya yang tidak mau menerima aliran uang suap KTP-el. "Jadi kalau ada yang bertanya kasus KTP-el, maka saya kasih lihat informasi, kita lihatkan data. Ini cara membuktikan yang paling mudah. Selain itu juga menunjukkan integritas kita dan biar semua juga belajar mengenai integritas," kata Ganjar.

Menurut Ganjar, tidak ada yang perlu ditutupi soal dirinya dalam kasus tersebut. Dokumen pemeriksaan tersebut jelas menunjukkan bahwa salah satu tersangka kasus KTP-el, Miryam S Haryani, sempat akan memberikan uang pada Ganjar. Namun ia sempat menolak pemberian tersebut.

"Ya biar pada tahu semua. Dari sekian banyak orang yang terlibat, dalam BAP tersebut tertulis hanya ada satu orang yang menolak pemberian uang, namanya Ganjar Pranowo," jelasnya.

Sejumlah Muslimat NU yang ingin mengetahui lebih lanjut, juga mencoba mengetahui duduk persoalannya. Ganjar pun menjelaskan bahwa posisinya saat ini tak lebih sebagai saksi yang membantu KPK dalam membongkar praktik korupsi triliunan rupiah tersebut.

"Saya memang dipanggil terus, mungkin karena keterangan saya masih dibutuhkan untuk membantu KPK mengungkap semuanya dan banyak dokumen yang saya serahkan agar dapat diteliti KPK," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement