Sabtu 17 Feb 2018 18:38 WIB

The Post, Dilema di Balik Perusahaan Media

Film The Post berhasil tampil cerdas dan lugas dalam seluruh adegannya.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Tom Hanks dalam film The Post.
Foto: AP
Tom Hanks dalam film The Post.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasaran bagaimana aksi aktor kawakan Tom Hanks jika beradu akting dengan Meryl Streep? Jawabannya, kedua bintang besar itu bersinar seimbang dengan caranya masing-masing.

Hanks dan Streep berbagi peran dalam film layar lebar The Post. Sinema besutan sutradara Steven Spielberg itu akan hadir di bioskop Indonesia mulai 21 Februari 2018.

The Post mengisahkan Kathrine Graham (Streep) yang bertanggung jawab menjalankan perusahaan media The Washington Post setelah suaminya meninggal. Ia bekerja sama dengan Ben Bradlee (Hanks), yang memimpin redaksi koran.

Keduanya dihadapkan pada dilema ketika pada 1971, dokumen rahasia negara "Pentagon Papers" bocor. Makalah kontroversial itu mengulas tentang perang Vietnam dan konspirasi beberapa periode pemerintahan Amerika Serikat.

Graham, Bradlee, dan seluruh tim harus mengambil keputusan sulit untuk menerbitkan pemberitaan tersebut atau tidak. Akankah mereka konsisten menjunjung tinggi objektivitas demi menyampaikan kebenaran kepada publik?

Runtutan plot dalam 116 menit durasi film ditampilkan dramatis oleh Spielberg. Sineas 71 tahun itu kembali menunjukkan sentuhan visual ciamiknya pada The Post yang seluruh adegannya mengeluarkan kesan cerdas dan lugas.

Penonton dengan mudah memahami bagaimana cara kerja media cetak yang sama sekali tidak sederhana. Ada pengambilan kebijakan berlapis dan pengambilan keputusan dilematis yang dihadapi para awaknya, baik redaksi hingga direksi.

Kepiawaian Spielberg meramu film membuat The Post mendapat penilaian 88 persen di laman ulasan Rotten Tomatoes per Sabtu, 17 Februari 2018. Daya tarik lain tentu saja bersumber dari kehadiran Hanks dan Streep sebagai tokoh utama.

Film ini sangat cocok bagi siapapun yang penasaran dengan dunia jurnalistik, selain konten sejarah yang menyertainya. Pesan yang tersimpan, bahwa pers harus sepenuhnya melayani rakyat, bukan pemerintah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement