REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya aksi kekerasan serta teror kepada tokoh agama dan tempat ibadah beberapa waktu terakhir ini membuat semua pihak resah akan kondisi keamanan dan kerukunan di Indonesia. Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) berharap, ini menjadi perhatian serius pemerintah dan pihak keamanan untuk mengungkap dan menyelesaikan segera.
"Jangan sampai kekerasan dan teror ini terus terjadi dan menimbulkan rasa tidak aman kepada segenap masyarakat utamanya kepada para pemuka agama," kata ketua umum PP KAMMI Irfan Ahmad Fauzi, saat dikonfirmasi, Sabtu (17/2).
Bukan hanya pemerintah dan pihak keamanan, dirinya juga mengajak generasi muda dan seluruh elemen masyarakat untuk bahu membahu menjaga persatuan dan kerukunan. Sehingga, tidak jadi korban pihak-pihak yg tidak bertanggung jawab dan memanfaatkan situasi dg menimbulkan teror dan konflik tersebut. Terlebih menjelang tahun politik 2018 dan 2019.
"Kami mengutuk setiap kekerasan yang terjadi kepada tokoh agama dan rumah ibadah yang ada di indonesia," katanya.
Terakhir aksi penyerangan juga menimpa aktivis LSM Usman Pahero menjadi korban pembacokan orang tak dikenal di Kotabaru, Banjarmasin, Jumat (16/2). Peristiwa terjadi pada saat Usman tengah menuju masjid yang berjarak kurang lebih 100 meter dari tempat tinggalnya. Kala itu, Usman bersama anaknya yang masih duduk di kelas dua SD menumpangi sepeda motor.
Kronologis penyerangan terjadi saat korban hendak menunaikan shalat subuh ke Masjid As Salam. Lokasi masjid berada di kawasan Batu Salira, tidak jauh dari rumah Usman. Saat itu, Usman menggunakan sepeda motor. Namun, secara tiba-tiba dibacok orang misterius.