Sabtu 17 Feb 2018 23:00 WIB

Kader Bermasalah Jadi Faktor Kegagalan Demokrat

Membangun kesolidan kader jadi tantangan Partai Demokrat.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemilu 2019 Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengungkap faktor yang menyebabkan Partai Demokrat gagal pada Pemilu 2014. Jawabannya adalah adanya kader bermasalah.

"Ketika itu ada sejumlah kader yang bermasalah sehingga kemudian menjadi faktor pelemah bagi pemilih di seluruh Nusantara," ujar Agus Harimurti di Jakarta, Sabtu (17/2). Ia berharap kini kader-kader Partai Demokrat semakin baik dan berintegritas serta dapat terus menjaga hal tersebut.

Selain sejumlah kader yang tidak berintegritas, menurut dia belum solidnya kader menjadi faktor kegagalan Partai Demokrat pada Pemilu 2014. Untuk meraih kemenangan pada Pemilu 2019 dengan memenangkan hati dan pikiran pemilih pun, ia mengakui membangun kesolidan kader merupakan tantangan.

"Kini kami berharap bisa mengikat kader, membangun soliditas dan semangat juang yang tidak cepat puas dengan capaian dan pantang menyerah mengalami hambatan," kata suami model Annisa Pohan itu.

Terakhir, faktor kegagalan Partai Demokrat adalah tidak adanya figur yang dicalonkan Partai Demokrat untuk berlaga dalam kontestasi capres-cawapres. Menurut dia, saat itu pemilih memiliki kebingungan calon yang diajukan Demokrat, padahal ketokohan seorang figur sangat berarti untuk mendulang suara di Indonesia,

"Ketokohan seorang figur sangat diperhitungkan dan menjadi dasar pemilih untuk menentukan pilihan. Inilah yang harus kami semua maklumi sehingga tiga faktor itu tidak terjadi lagi," kata Agus Harimurti.

Sebagai Ketua Kogasma, pihaknya berharap terdapat peningkatan suara yang diperolah Partai Demokrat dibanding Pemilu 2014, yakni setidaknya 15 persen dukungan suara. Agus mengaku ingin realistis, tetapi juga optimismis sehingga sebaiknya tidak menetapkan angka yang ambisius.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement