Ahad 18 Feb 2018 11:51 WIB

Mbok Jamu Zaman Now di Festival Minum Jamu Pasar Ngasem

Sebanyak 2.500 gelas jamu diberikan cuma-cuma.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
Festival Minum Jamu di Plaza Pasar Ngadem Kota Yogyakarta, Sabtu (17/2) sore.
Foto: REPUBLIKA/Wahyu Suryana
Festival Minum Jamu di Plaza Pasar Ngadem Kota Yogyakarta, Sabtu (17/2) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dewan Pengurus Daerah Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (DPD PUTRI) menggelar Festival Minum Jamu. Mengangkat tema 'Mbok Jamu Jaman Now', Festival Minum Jamu dalam rangka Mangayubagyo Hadeging Negari Ngayogyakarta Hadiningrat yang ke-271.

Sebanyak 2.500 gelas jamu diberikan cuma-cuma kepada pengunjung Plaza Pasar Ngasem yang ada di jantung Kota Yogyakarta, Ahad (18/2). Festival Minum Jamu dimeriahkan mbok-mbok jamu lintas usia mengenakan pakaian khas Jawa, kebaya, lengkap dengan bakul jamunya.

Festival Minum Jamu dibuka langsung Ketua DPD PUTRI DIY, Gusti Kanjeng Ratu Bendara, dan dimeriahkan artis Mikha Tambayong. Sejak siang, Plaza Pasar Ngasem sudah diserbu masyarakat sekitar, serta wisatawan domestik dan mancanegara. Semakin memeriahkan suasana duet host komedian kocak asli Yogyakarta, Sugeng Iwak Bandeng dan Aldo Iwak Kebo.

Lebih dari 18 jenis jamu disajikan cuma-cuma kepada pengunjung mulai dari beras kencur, kunir asem, temulawak, sehat pria, bir plethok, secang, wedang tetep, gula asem dan lain-lain. Semua berasal dari 55 produsen jamu se-DIY.

Ketua Panitia Festival Minum Jamu, Widihasto Wasana Putra mengatakan, ini mendorong pula politik jamu untuk hadir di Indonesia. Terlebih, jamu merupakan ciri khas yang merupakan harta berharga asli bangsa Indonesia.

"Politik jamu, keberpihakan negara kepada industri jamu, jadi jamu itu harus diperkuat negara supaya bisa menyumbang devisa, memperluas lapangan pekerjaan dan menggerakan ekonomi rakyat," kata Widi kepada Republika, Sabtu (17/2) sore.

Ia menilai, Festival Minum Jamu ini sekaligus merespon akhir pekan panjang yang merupakan liburan tahun baru Imlek. Selain itu, ini merupakan dukungan terhadap industri jamu yang ada di Tanah Air.

Jamu, lanjut Widi, merupakan produk leluhur bangsa. Bahkan, ia menekankan, Candi Borobudur saja yang sudah berdiri sejak abad ketujuh, sudah ada relief yang menggambarkan masyarakat pada saat itu tengah meramu jamu.

Untuk itu, saat sekarang kita mengatakan kedaulatan pangan atau kedaulatan politik, jamu menjadi representasi penting jika Indonesia sudah berbicara kedaulatan. Terlebih, Indonesia memiliki lebih dari 13 ribu tanaman berkhasiat yang bisa dikembangkan di Indonesia.

"Tapi, dalam perkembangan, industri jamu ini dibunuh industri kimiawi atau farmasi, salah satu contohnya negara punya BUMN obat kimia, tapi negara tidak punya perusahaan jamu, itu salah satu ukuran," ujar Widi.

Untuk itu, ia merasa Festival Minum Jamu memiliki peran yang sangat penting untuk industri jamu di Indonesia. Terutama, sebagai pengingat pentingnya pemerintah memberikan dukungan nyata kepada industri jamu di Indonesia.

Festival Minum Jamu turut memberikan pelayanan pijat urut gratis kepada pengunjung. Ada pula koleksi satwa Gembira Loka Zoo seperti burung african grey, makao dan nuri, reptil seperti iguana merah dan ular phyton, yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk berfoto.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement