Ahad 18 Feb 2018 19:09 WIB

Yusril: Ada Permainan Ingin Gagalkan PBB Ikut Pemilu

KPU Papua mengubah keputusan soal keikutsertaan PBB pada pemilu.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Elba Damhuri
Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menduga ada permainan pat gulipat dalam rangka menggagalkan PBB untuk ikut pemilu melalui KPU Papua. Ia mengatakan, akan menggugat KPU Papua dan KPU Pusat, bahkan memidanakan mereka.

"KPU Papua telah mengumumkan PBB lolos, tiba-tiba menyerahkan hasil rekap yang menyatakan PBB tidak lolos tanggal 14 Februari, sebelum KPU Pusat mengumumkannya tanggal 17 Februari kemarin," ujar Yusril melalui keterangan tertulisnya, Ahad (18/2).

Yusril mengungkapkan, pihaknya telah mengetahui KPU Papua telah mengumumkan kepada publik, PBB di sana memenuhi syarat pada 11 Februari. Tapi, pada 14 Februari, tanpa diketahui PBB Papua, KPU Papua mengubah status PBB menjadi tidak lolos dan itulah yang dilaporkan ke KPU Pusat.

Karena itu, Yusril merasa, partainya sangat dirugikan dan dipermainkan KPU. Dengan begitu, pihaknya bukan saja akan menggugat KPU Papua dan KPU Pusat, tetapi juga akan memidanakan mereka.

Pihaknya ingin membongkar dugaan adanya konspirasi menggagalkan PBB ikut Pemilu dengan memperalat KPU. "Semuanya bukan saja akan kami gugat secara perdata, tapi juga akan kami lawan secara pidana," jelas Yusril.

Ia sudah sejak lama merasa, partainya yang dikenal sebagai partai Islam moderat dan nasionalis, selalu dihalang-halangi ikut pemilu oleh kekuatan sekular dan kiri anti-Islam. "Sekuat tenaga kami akan melawan," katanya.

Yusril pun merasa, berbagai elemen ormas Islam, cendekiawan, dan ulama moderat memberikan dukungan kuat agar partai Islam modernis seperti PBB tetap eksis di negara ini. "PBB tetap kritis dan tidak mudah diombang-ambingkan kekuasaan. Itu mungkin sebabnya kehadiran PBB tidak disenangi oleh kelompok sekular dan kiri anti-Islam," tambah Yusril.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement