Ahad 18 Feb 2018 20:18 WIB

BI: Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Topang Perekonomian

BI memperkirakan pertumbuhan PDB 2018 berada pada kisaran 5,1-5,5 persen.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Citra Listya Rini
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Bank Indonesia (BI) menyatakan pertumbuhan ekonomi pada 2018 akan didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi swasta. BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini pada kisaran 5,1 - 5,5 persen.

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2017 sebesar 5,19 persen menguatkan indikasi berlanjutnya pemulihan ekonomi Indonesia.

Motor pertumbuhan tersebut berasal dari investasi yang tumbuh 7,27 persen dan ekspor yang tumbuh 8,5 persen, yang dianggap berkinerja baik di periode tersebut.

"Konsumsi rumah tangga mulai membaik meski belum cukup kuat. Dari sisi lapangan usaha, sektor jasa cukup dominan seperti lapangan usaha transportasi dan pergudangan, serta lapangan usaha sektor informasi dan komunikasi," kata Dody saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (18/2).

Dody menambahkan, BI memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2018 akan berada pada kisaran 5,1-5,5 persen yang terutama lebih didorong oleh permintaan domestik yakni investasi swasta dan konsumsi rumah tangga.

Kenaikan ekspor yang diikuti impor diperkirakan akan berlanjut yang mengindikasikan proses pemulihan ekonomi yang akan terus berlanjut.

Menurut Dody, komitmen Pemerintah untuk terus memperkuat daya saing dan iklim usaha akan semakin mendukung pemulihan ekonomi yang lebih kuat pada 2018.

Dari sisi konsumsi 2018, lanjutnya, peningkatan alokasi belanja barang, bantuan sosial (Bansos), dana desa dan lainnya terkait dana sosial dalam APBN 2018 diyakini akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan kemampuan berkonsumsi.

Dukungan konsumsi juga ditunjukkan dari upaya BI untuk tetap menjaga inflasi rendah dan stabil. "BI memproyeksikan inflasi dalam kisaran 3,5 persen plus minus 1 persen, mid poin 3,5 persen, sehingga akan semakin meningkatkan daya beli masyarakat untuk berkonsumsi lebih besar," kata dia.

Selain itu, Dody mengatakan, kegiatan-kegiatan besar yang bersifat internasional dan politik diharapkan juga akan memperbesar konsumsi masyarakat sehingga positif bagi pertumbuhan ekonomi 2018.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement