REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua Umum Brigade Anak Jakarta (Braja) yang juga tokoh jawara dan pendekar betawi, Eki Pintung, menginstruksikan, seluruh jawara dan pendekar betawi turun menjaga ulama di Jakarta. Ini menyusul adanya temuan beberapa rumah ulama yang tinggal di sekitar Rawa Belong, Jakarta Barat, ditandai oleh orang tak dikenal dengan tanda yang sama.
"Saya sweeping ke tempat yang dicontreng-contreng. Saya instruksikan semua jawara Betawi, pendekar, untuk jaga lingkungan. Sekarang sudah siaga tiap malam," tutur Eki saat menghadiri "Tabligh Akbar Umat Muslim Solo Raya" di Lapangan Kota Barat, Solo, Ahad (18/2).
Meski begitu, hingga saat ini, pihaknya belum menemukan pelaku yang memberi tanda tertentu di rumah ulama di Rawa Belong. Ia pun mempertanyakan, motif orang yang membuat tanda di rumah-rumah para ulama itu. Eki khawatir kejadian penganiayaan terhadap ulama seperti di Jawa Barat terjadi di lingkungannya.
"Ada di pagar rumahnya dicontrengin, lalu ada di tiang listrik di depan rumahnya dicontrengin, saya tak tahu apa itu tujuannya untuk peringatan di wilayah saya, tapi sekarang sudah diperketat," katanya.
Eki yang juga menjabat sebagai panglima komando di Persaudaraan Alumni 212 mengecam tindak kriminal yang dilakukan terhadap sejumlah ulama baik di Jawa Barat atau pun teranyar di Palmerah Jakarta Barat. Ia pun mendesak Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut lantaran ada sejumlah kejanggalan.
Ia khawatir jika polisi tak mampu menemukan dalang di balik penganiayaan terhadap ulama, akan dapat memancing amarah masyarakat untuk bertindak sendiri. "Saya khawatir publik marah, ini bisa jadi kegelisahan luar biasa bagi masyarakat. Diadili sendiri masyarakat karena sudah tak percaya," katanya.