REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menghimpun dana pihak ketiga (DPK) ritel yang terdiri atas tabungan Batara, Prima, e'BataraPos, dan deposito ritel sebesar Rp 66,79 triliun per 14 Februari 2018.
"Nilai itu menunjukkan ada kenaikan 30 persen dari periode sama 2017 sebesar Rp 51,38 triliun," kata Direktur BTN Budi Satria melalui pernyataan tertulis di Jakarta, Ahad (18/2).
Budi mengatakan, pihaknya tancap gas mengawali triwulan pertama 2018 dengan menggelar roadshow untuk meraup dana ritel. Ia mengatakan, BTN mengandalkan berbagai macam strategi untuk menggenjot dana ritel, salah satunya program Super Untung Jaman Now.
BTN juga menyediakan beragam hadiah langsung untuk nasabah yang membuka tabungan Batara melalui program itu. Program itu berlaku hingga Maret 2018. Salah satu sosialisasinya, BTN melakukan roadshow di berbagai daerah, seperti di Semarang dan Balikpapan.
Budi mengatakan, pihaknya bisa berinteraksi langsung dengan nasabah potensial untuk bergabung dengan program tersebut dengan melakukan acara yang penuh hiburan dan aneka barang kekinian bagi nasabah sehingga mereka tertarik.
Khusus di Semarang, Jawa Tengah, jumlah DPK yang dimiliki per 14 Februari 2018 mencapai sekitar Rp 2,2 triliun atau tumbuh sekitar 91 persen dari data periode yang sama tahun lalu. Adapun saat ini jumlah penabung DPK ritel di Kota Jamu tersebut mencapai 404.528 rekening.
Di Balikpapan, kata Budi, pertumbuhan saldo DPK ritel mencapai sekitar 29 persen atau menyentuh Rp 418,3 miliar per 14 Februari 2018 dengan jumlah rekening mencapai 49.349 akun.
Kedua kota tersebut berpotensi memberikan tambahan DPK ke BTN karena memiliki pertumbuhan ekonomi yang positif dan demografi masyarakat yang sesuai dengan program tersebut, yaitu nasabah yang memiliki nilai dana yang besar namun menyukai barang kekinian sebagai bentuk apresiasi selain bunga tabungan tentunya.
Pada tahun lalu, DPK BTN secara keseluruhan tercatat sebesar 20,45 persen, tumbuh di atas rata-rata industri perbankan yang mencapai 9,80 persen. Pada tahun ini, perseroan menargetkan DPK tumbuh sekitar 19 sampai dengan 22 persen.