Senin 19 Feb 2018 09:29 WIB

Polri Didesak Ungkap 'Produsen' Orang Gila Penyerang Ulama

Pemuda Muhammadiyah khawatir kasus ini menganggu toleransi umat beragama di Indonesia

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjutak.
Foto: Dokumen
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjutak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, pihaknya mendesak Polri untuk serius mengungkap siapa yang menjadi 'produsen' orang gila belakangan ini, yang secara spesifik menyerang para tokoh agama. Hal tersebut untuk menjaga kondusifitas keamanan di Indonesia.

"Peristiwa berulang dan seragam ini pasti bertujuan untuk mengganggu kondusifitas Indonesia, dan mengganggu toleransi umat beragama di Indonesia," kata Dahnil, dalam keterangan pers, Senin (19/2).

Sementara itu, Dahnil mengatakan ia juga meminta kepada seluruh sahabat Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) diseluruh Indonesia untuk bersiap siaga di lingkungan terdekat. Selain itu, ia juga meminta mereka agar tidak Mudah terprovokasi.

Seperti diberitakan sebelumnya, penyerangan oleh pelaku orang gila terjadi terhadap KH. Hakam Mubarak, pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Insiden tersebut terjadi saat menjelang shalat dzuhur, Ahad (18/2). Berdasarkan informasi, terdapat seorang laki-laki muda diduga gila duduk di pendopo rumah Kiai Hakam.

Kemudian, Kiai Hakam menyuruh orang gila tersebut untuk pindah. Akan tetapi, orang gila tersebut tidak mau dan akhirnya justru mengejar dan melawan Kiai Barok hingga ia terjatuh. Beruntung, kejadian itu segera dipisahkan oleh warga dan pelaku kemudian diamankan di Polsek Paciran. Aksi penyerangan terhadap ulama bukan kali pertama ini terjadi. Sebelumnya, penyerangan yang dilakukan oleh orang gila telah menewaskan seorang Ustaz Persatuan Islam (Persis) di Bandung dan melukai Kiai Umar Basyri (pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah di Tenjolaya, Cicalengka, Bandung).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement