REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wisatawan mancanegara (wisman) asal Cina sepanjang 2017 kembali mencatat kunjungan terbesar di Bali, yaitu 1,385 juta orang atau meningkat 39,88 persen. Meski demikian, secara persentase, wisman India mencatat peningkatan paling signifikan di antara 10 negara kontributor wisman terbesar di Pulau Dewata.
"Jumlah wisman India ke Bali meningkat hingga 45,59 persen, dari 187.351 orang pada 2016 menjadi 272.761 orang pada 2017," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin (19/2).
Jumlah wisman Australia ke Bali sepanjang Januari-Desember 2017 justru menurun hingga 4,21 persen atau 1,094 juta orang. Meski demikian, kata Adi wisman asal Negeri Kangguru itu tetap menempati posisi terbesar kedua.
Wisman India datang ke Bali sebagian besarnya atau 99 persen melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, sementara sisanya melalui pelabuhan penyeberangan di Gilimanuk atau Padangbai. Selain India, tujuh negara kontributor terbanyak ke Bali secara berurutan adalah Jepang, Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Korea Selatan, dan Malaysia.
Jumlah total wisman ke Bali 2017 adalah 5,697 juta orang. Angka ini meningkat 15,62 persen dibandingkan 4,927 orang pada 2016.
Maskapai nasional, Garuda Indonesia mendukung peningkatan jumlah wisman India ke Bali melihat potensinya yang besar. Direktur Kargo Garuda Indonesia, Sigit Muhartono mengatakan tahun ini Garuda Indonesia berencana membuka penerbangan langsung Mumbai-Denpasar dan Denpasar-Mumbai.
"Kita harus bersiap membuka rute-rute internasional selain Cina, misalnya India yang akan direalisasikan tahun ini," katanya dijumpai terpisah.
Sigit mengatakan Garuda akan membuka lebih banyak akses berbagai negara ke Indonesia demi meningkatkan revenue dari penerbangan rute internasional. Garuda sejauh ini mencatat pertumbuhan pasar wisman India ke Indonesia mencapai 36 persen. Kebanyakan wisman India mengakses Indonesia melalui Kuala Lumpur dan Bangkok.
"Potensi ini harus dimanfaatkan dengan baik," katanya.