Senin 19 Feb 2018 16:12 WIB

Musim Panen, Bulog Banyumas Belum Berani Serap Beras Petani

Harga gabah dan beras masih di atas harga pembelian pemerintah.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
Panen padi.
Foto: Antara.
Panen padi.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Bulog Sub Divisi Regional IV Banyumas, masih belum bisa melakukan pembelian beras hasil panen petani untuk kebutuhan program beras sejahtera (rastra). Kepala Bulog Subdivre Banyumas, Sony Supriyadi menyebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan pihaknya belum bisa melakukan penyerapan meski petani saat ini sudah memasuki musim panen.

''Antara lain, karena harga gabah dan beras di pasaran masih di atas HPP,'' ujarnya, Senin (19/2).

Dia menyebutkan, untuk melakukan pembelian gabah atau beras hasil panen petani, pihaknya harus mengacu pada Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan melalui Inpres No 5 tahun 2015. Dalam Inpres tersebut ditetapkan harga Gabah Kering Panen (GKP) di penggilingan sebesar Rp 3.750 per kg, harga GKG di gudang Bulog Rp 4.600 per kg, dan harga beras sebesar Rp 7.300 per kg.

Meski petani di beberapa wilayah eks Karesidenan Banyumas sudah memasuki masa panen, tetapi dia mengungkapkan, harga gabah baik dalam bentuk GKP dan GKG maupun beras, masih di atas HPP. ''Dalam kondisi seperti, tidak mungkin bagi kami bisa melakukan pembelian,'' ujarnya.

Sony mengaku, belum lama ini mendapat informasi bahwa pemerintah akan menerapkan kebijakan fleksibilitas harga hingga 20 persen dari HPP. Namun hal itu baru sebatas inforomasi, karena hingga saat ini belum ada surat resmi dari kantor pusat Perum Bulog.

''Di sistem yang kami gunakan, sampai saat ini juga belum mengakomodasi soal fleksibilitas harga. Karena itu, kami juga belum berani membeli gabah atau beras hasil panen petani dengan menerapkan kebijakan fleksibelitas harga,'' ujarnya.

Untuk itu, Sony juga menyebutkan, sampai saat ini pihaknya masih belum berani mengikat kontrak mengenai pengadaan beras dengan mitra-mitra kerja Bulog. ''Kami masih menunggu kepastian mengenai kebijakan ini. Kalau sudah ada kejelasan, baru kami lakukan sosialisasi,'' katanya.

Meski demikian dia menyebutkan, pihaknya tetap melakukan pembelian beras petani melalui pendekatan komersial. Yakni, melakukan pembelian dengan harga pasar dan melakukan penjualan juga dengan harga pasar. ''Bukan berpatokan pada HPP,'' katanya. Total hasil panen yang sudah dibeli melalui pendekatan komersial, menurut Sony, berkisar 60 ton.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement