REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Dua pertiga pemilih Australia dalam jajak pendapat, Senin (19/2), menginginkan Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce mundur menyusul perselingkuhannya dengan mantan sekretaris persnya. Tuntutan ini kian menambah tekanan pemerintah yang telah mengalami perpecahan akibat skandal tersebut.
Joyce yang berkampanye tentang "nilai keluarga" dan telah menikah selama 24 tahun, menolak untuk mengundurkan diri saat dia mengumumkan kepada publik bahwa dia memiliki anak hasil hubungan dengan mantan stafnya.
Surat kabar Newspapers di Australia menyebut sekitar 65 persen pemilih menginginkan Joyce mundur sebagai pemimpin Partai Nasional berbasis pedesaan. Partai ini merupakan mitra koalisi pemerintahan yang dipimpin oleh Partai Liberal.
Koalisi Liberal-Nasional telah berdiri sejak 1923. Pemimpin dari Partai Nasional yang biasanya menunjuk wakil perdana menterinya. Menurut Newspoll.
skandal tersebut telah merusak peluang pemilihan kembali pemerintah memimpin.
Dengan tekanan publik yang meningkat, Joyce berusaha mengubah gelombang opini publik, memberikan sebuah wawancara langka pada Senin dengan surat kabar Sydney Morning Herald. Ia menyalahkan publik atas perceraiannya.
Joyce telah memulai cuti selama seminggu yang sangat tidak biasanya atas desakan Perdana Menteri Malcolm Turnbull, yang minggu ini akan melakukan perjalanan ke Washington. Biasanya Joyce akan menjadi pengganti sementara perdana menteri, namum Menteri Keuangan Mathias Cormann kini yang akan bertindak sebagai pemimpin negara.