REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (KOKAM) Pemuda Muhammadiyah memberikan imbauan terkait dengan rangkaian kejadian penyerangan terhadap tokoh-tokoh agama dan ulama Islam. Khususnya, insiden yang menimpa KH Hakam Mubarok di Lamongan.
Terkait hal itu, Komandan Nasional KOKAM Pemuda Muhammadiyah, Mashuri Masyhuda, mengeluarkan, imbauan yang ditujukan bagi Komandan Wilayah, Direktur Operasi KOKAM daerah, dan seluruh kader KOKAM PP Muhammadiyah. Mashuri mengatakan, KOKAM adalah garda terdepan pengawal panji-panji Muhammadiyah. Karenanya, jika ada oknum yang mengusik dan mencederai Muhammadiyah, maka KOKAM Pemuda Muhammadiyah harus hadir dan siap syahid demi menegakkan dakwah amar maruf nahi mungkar.
Mabes KOKAM PP MUhammadiyah meminta agar Komando Wilayah KOKAM di seluruh Indonesia untuk berkoordinasi secara intensif dengan masing-masing Badan Pelaksana Operasi (BPO) Kokam ditingkat daerah maupun Distrik wilayah KOKAM. Mereka juga meminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengupayakan pengawalan atau pengamanan terhadap aset Amal Usaha Muhammadiyah. Khususnya, pondok pesantren dan Majelis Talim beserta seluruh tokoh-tokoh dan ulama Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Selanjutnya, mereka diminta untuk menunjuk pimpinan/personil KOKAM sebagai narahubung yang sewaktu-waktu dapat bergerak cepat melakukan respons jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mabes KOKAM juga meminta agar melakukan identifikasi bersama BPO KOKAM Daerah terkait Pondok Pesantren dan Majelis Talim Muhammadiyah dan Aisyiyah, dan menyebarkan kontak person pimpinan/personel KOKAM yang ditunjuk sebagai narahubung jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara itu, Komandan Nasional KOKAM juga meminta kepada Komandan Daerah KOKAM di seluruh Indonesia untuk meningkatkan komunikasi dan silaturahim dengan AUM Pendidikan Muhammadiyah dan Aisyiyah. Khususnya, Pondok Pesantren dan Majelis Talim di masing-masing Daerah. Sekaligus menghimpun nomor kontak person AUM Pendidikan dan Majelis Talim tersebut.
"Komandan Daerah KOKAM agar melakukan komunikasi dengan aparat penegak hukum jika menemukan dan atau mendapatkan laporan hal-hal yang mencurigakan di wilayah daerah masing-masing," demikian pernyataan Mabes KOKAM PP Muhammadiyah, dalam keterangan rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (19/2).
Selain itu, seluruh kader KOKAM Pemuda Muhammadiyah juga dihimbau untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan Memohon perlindungan-Nya di setiap aktivitas. Khususnya, dalam melakukan pengawalan dan pengamanan. Para kader itu juga diminta untuk bertindak cepat dan tegas dalam merespons kejadian-kejadian yang meresahkan masyarakat, menjaga akhlak yang baik, dan mencegah tindakan main hakim sendiri. Mereka juga diimbau untuk mengupayakan koordinasi dan komunikasi dengan aparat penegak hukum, jika menemukan hal-hal yang mecurigakan dan meresahkan masyarakat.
"Para kader KOKAM agar saling bersinergi dengan stakeholder yang ada dalam lingkungan masyarakat dengan mengedepankan ukhuwah dan persatuan umat dan bangsa."
Panglima Tertinggi (Pangti) KOKAM Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan, Pemuda Muhammadiyah saat ini belum membentuk tim investigasi untuk menelisik soal penyerangan terhadap ulama, khususnya terkait insiden terhadap Kiai Hakam.
Aksi penyerangan terhadap ulama bukan kali pertama ini terjadi. Sebelumnya, penyerangan yang dilakukan oleh orang gila telah menewaskan seorang Ustaz Persatuan Islam (Persis) di Bandung dan melukai Kiai Umar Basyri (pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah di Tenjolaya, Cicalengka, Bandung).