REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Tiga orang telah ditangkap dan 313 kilogram sabu disita, dalam upaya yang disebut Kepolisian Federal Australia (AFP) sebagai tangkapan narkoba terbesar di Australia Selatan.
Poin utama
- Sebuah kapal disadap oleh Angkatan Perbatasan Australia pada Januari.
- Sejumlah tas berisi serbuk putih diduga ditemukan.
- Mereka disita dan dites Kepolisian Federal Australia.
- Dugaan hasil tes menunjukkan reaksi positif terhadap metamfetamin kristal, yang juga dikenal sebagai sabu.
Polisi mengatakan, pengiriman - dengan perkiraan nilai sekitar 270 juta dolar AS (atau setara Rp 2,7 triliun) -itu disembunyikan dalam dua tiang katrol dan kemungkinan besar berasal dari Asia Tenggara. Mereka mengatakan tidak ada indikasi keterlibatan geng sepeda motor. Asisten Komisaris bidang Kejahatan Terorganisir dan Siber di AFP, Neil Gaughan mengatakan penangkapan itu adalah hasil penyelidikan multiagen.
"Ini adalah contoh nyata dari penegakan hukum Australia yang bekerja sama untuk menghancurkan kejahatan terorganisir. Kami telah melihat banyak, banyak contoh dari ini selama beberapa tahun terakhir," sebutnya.
"Pekerjaan baru saja dimulai. AFP akan bekerja sama dengan mitra internasionalnya untuk menentukan dari mana asal narkoba ini dan kami akan bekerja sama dengan mitra internasional kami untuk menghentikan pembuatan narkoba dari sumbernya, yang kami yakini ada di Asia Tenggara," katanya.
Pencarian di tiga pinggiran kota
Pada Jumat (16/2) lalu, sejumlah anggota AFP, Angkatan Perbatasan Australia dan Kepolisian Australia Selatan melakukan tiga surat perintah penggeledahan di wilayah Waterloo Corner, Green Fields dan Two Wells. Tiga pria berusia 64, 61 dan 45 tahun ditangkap di sebuah alamat di Waterloo Corner.
Mereka telah didakwa dengan tindakan memperoleh narkoba impor secara ilegal dalam jumlah komersil. Dua pria berusia 64 dan 61 tahun itu juga dikenai tuduhan mengimpor narkoba yang dikendalikan oleh perbatasan dalam jumlah komersil.
Ia mengatakan narkoba tersebut dikirim ke Adelaide, yang telah dijuluki sebagai ibu kota sabu. "Kami telah melihat rekor penyitaan kokain dan sabu di pantai timur Australia pada tahun 2017 dan di sini hari ini di Adelaide, muncul rekor penyitaan lain," katanya.
"Kami perlu berdiskusi dengan masyarakat seputar isu permintaan."
"Mengapa kami memiliki permintaan seperti itu? Di tahu 2018, kami perlu berdiskusi serius dengan masyarakat mengenai apa yang harus dilakukan untuk menghentikan permintaan (narkoba)."
Analisis limbah tahun lalu menunjukkan bahwa Adelaide adalah ibukota sabu Australia dengan tingkat sabu tertinggi per orang. Program Pemantauan Narkoba Nasional tahun 2017 menguji limbah lebih dari 14 juta warga Australia dan menemukan bahwa methylamphetamine atau sabu adalah obat terlarang yang paling umum di negara ini.
Laporan tersebut mengungkap, sekitar 80 dosis per 1.000 orang per hari digunakan di wilayah Adelaide, jumlah tertinggi yang tercatat untuk wilayah tersebut dalam sejarah delapan tahun data itu. Sementara, rata-rata nasional hanya di atas 30 dosis per 1.000 orang per hari.
Tahun rekor penyitaan sabu di Australia
Pada Desember tahun lalu, delapan orang didakwa setelah rekor 1,2 ton sabu dibawa dengan kapal ke pelabuhan Geraldton di Australia Barat, yang bernilai sekitar 1,04 miliar dolar AS (atau setara Rp 10,4 triliun). Rekor itu mengikuti penyitaan 903 kilogram sabu di Melbourne pada awal tahun 2017.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.