Senin 19 Feb 2018 18:36 WIB

Polisi Sesalkan Panitia Piala Presiden Kurang Antisipasi

Panitia kurang mengantisipasi lonjakan suporter pada laga final itu.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Endro Yuwanto
Suporter Persija Jakarta merayakan kemenangan seusai pertandingan final Piala Presiden 2018 di Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Sabtu (17/2).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Suporter Persija Jakarta merayakan kemenangan seusai pertandingan final Piala Presiden 2018 di Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Sabtu (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa hal yang mendapat perhatian Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono terkait kepanitiaan final Piala Presiden 2018. Ia menyatakan, panitia kurang mengantisipasi lonjakan suporter pada laga final itu.

"Sekarang gini, yang pakai tiket berapa, yang nggak pakai tiket berapa. Itu harusnya diantisipasi panitia. Harusnya di kasih screen (layar besar di luar stadion)," ujar Argo saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Senin (19/2).

Menurut Argo, kejadian itu seharusnya tidak boleh sampai terjadi. Karena, perbaikan Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan juga dipersiapkan jelang Asian Games 2018. "Harus dijaga. Itu nanti akan dipakai untuk Asian Games," jelas dia.

Sementara itu, kepolisian juga menyarankan kepada panitia penyelenggara untuk mengantisipasi suporter yang ingin menonton klub kesayangannya, namun tidak dapat tiket karena telah habis terjual.

Stadion Utama Gelora Bung Karno mengalami kerusakan setelah final Piala Presiden 2018 oleh sejumlah oknum suporter pada laga final Persija Jakarta melawan Bali United pada Sabtu (17/02). Hingga kini, polisi belum menerima laporan dari pihak pengelola. "Kami belum ya (terima laporan), nanti kami cek ke SPKT, kalau ada laporan dari pihak pengelola nanti kami tindak lanjuti," ujar Argo.

Sebelumnya, sejumlah suporter Persija, Jakmania, terekam kamera saat memaksa masuk ke Stadion Utama Gelora Bung Karno di laga yang dimenangkan skuat Macan Kemayoran 3-0. Kejadian itu menyebabkan rusaknya pintu masuk V. Puluhan Jakmania pun menyerobot masuk tanpa mempedulikan para petugas yang berjaga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement