REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali disebut-sebut dalam kasus korupsi yang melibatkan perusahaan telekomunikasi terbesar negara, Bezeq. Perusahaan itu mendapat keuntungan tertentu dengan menyediakan pemberitaan positif terhadap Netanyahu.
Seperti dilaporkan Aljazirah, Senin (19/2) sejauh ini aparat telah mengamankan dua tersangka yang memiliki hubungan dekat dengan kepala pemerintahan Israel itu. Meski demikian, otoritas setempat enggan untuk menjelaskan lebih rinci penangkapan kedua tersangka itu.
Baca juga, Trump Minta Netanyahu Ciptakan Kedamaian di Timur Tengah.
Namun, polisi mengungkapkan, rekan dekat Netanyahu, Shlomo Filber yang merupakan Direktur Jendral Kementrian Komunikasi Israel disebut-sebut sebagai sosok yang memberikan Bezeq keuntungan tertentu. Filber diduga telah menyediakan Bezeq sejumlah dokumen rahasia.
Bezeq merupakan perusahaan yang juga mengelola portal berita pemerintah Israel, Walla. Aparat mengatakan, Kepala Eksekutif Walla merupakan saksi kunci dari kasus korupsi Bezeq tersebut. Polisi juga tengah mendalami hubungan Netanyahu dengan pemegang kendali saham Bezeq, Shaul Elovitch.
Kasus korupsi kali ini dikenal dengan kasus 4.000 Ini merupakan kali keempat nama Benjamin Netanyahu diduga terlibat dalam skandal suap. Kepolisian bersama Israel Securities Authorities (ISA) hingga saat ini terus melanjutkan penyelidikan kasus tersebut.
Sebelumnya, kepolisian Israel juga telah menangkap beberapa pejabat senior eksekutif perusahaan tersebut sebagai bagian dari proses penyelidikan. Aparat sedang mendalami hubungan perusahaan telekomunikasi dengan perdana menteri.
Pekan lalu, kepolisian Israel juga telah merekomendasikan Netanyahu untuk didakwa atas kasus tindak pidana suap. Hal itu dilakukan lantaran Netanyahu terlibat dalam dua kasus kriminal berbeda yang tengah diselidiki polisi dalam satu tahun terakhir.
Tuduhan yang dilontarkan terhadap Netanyahu berkaitan dengan penerimaan gratifikasi bernilai ratusan ribu dolar Amerika dari seorang pebisnis kaya raya. Kasus lainnya adalah keterlibatan Netanyahu yang disebut-sebut mencoba membuat kesepakatan tertentu dengan surat kabar terbesar kedua Israel, Yedioth Ahronoth.
Benjamin Netanyahu membantah semua tuduhan yang ditujukan terhadapnya. Ia mengaku tak akan mundur.
Netanyahu juga telah berulangkali menjalani pemeriksaan oleh kepolisian sejak 2017 kemarin. Dia diperiksa sehubungan dengan serangkaian investigasi kasus korupsi.