REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membatalkan pelaksanaan Outbreak Response Imunization (ORI) Difteri di Kabupaten Cirebon. Padahal, selama dua tahun berturut-turut yakni 2016 dan 2017, terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri diKabupaten Cirebon.
Pembatalan itu dilakukan secara mendadak tanpa alasan yang jelas. Padahal, Dinas Kesehatan(Dinkes) setempat sudah mempersiapkan secara matang kegiatan tersebut.
"Ya, kecewa, karena kami sudah all out mempersiapkan segala sesuatunya agar program ini sukses, kata Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni, saat dihubungi melalui telepon selulernya,Senin (19/2).
Adapun sejumlah persiapan yang sudah dilakukan di antaranya dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), masalah teknis maupun sosialisasi yang gencar kepada masyarakat. Selain itu, hampir semua puskesmas di Kabupaten Cirebon juga sudah menyiapkan berbagai inovasi pelayanan yang menarik, terutama untuk balita, agar tidak merasa takut diimunisasi.
Enny mengatakan, pembatalan pelaksanaan ORI itu diterimanya pekan lalu, baik secara lisan maupun tertulis. Untuk informasi secara tertulis, pihaknya menerima dari Dinkes Jabar. Namun, baik informasi secara lisan maupun tertulis itu, tidak dijelaskan alasan pembatalan ORI tersebut.
ORI difteri di Kabupaten Cirebon itu rencananya akan menyasar sekitar 700 ribu sasaran, mulai usia satu tahun sampai 19 tahun kurang sehari. Dinkes Kabupaten Cirebonpun menargetkan sasaran pelaksanaan ORI tercapai 100 persen.
Sebelum adanya keputusan pembatalan ORI, Dinkes Kabupaten Cirebon sudah meminta kepastian soal kiriman vaksin. Namun, mereka tak kunjung memperoleh jawaban yang pasti. Akibatnya, mereka harus berkali-kali menjadwalkan ulang pelaksanaan ORI tersebut.
Semula ORI dijadwalkan sebanyak tiga kali pada awal Januari, Februari dan Agustus. Namun, karena vaksinnya tak kunjung datang, maka jadwal itu diundur beberapa kali, hingga akhirnya dibatalkan.
Seperti diketahui, difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diptheriae yang mudah menular. Jika tidak segera ditangani secara cepat dan tepat, penyakit itu bahkan bisa menyebabkan kematian.