REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pihak berwenang Mesir membuka perbatasan Rafah yang menghubungkan Semenanjung Sinai di Mesir dengan Jalur Gaza untuk memungkinkan kembalinya orang-orang Palestina yang terjebak di Mesir.
"Penyeberangan hanya akan dibuka untuk satu hari dan satu arah (dari Mesir ke Gaza)," kata Otoritas Penyeberangan dan Perbatasan Gaza dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Anadolu, Selasa (20/2).
Penyeberangan, tambahnya, akan dibuka sebentar untuk memungkinkan kembalinya orang-orang Palestina yang terdampar di sisi penyeberangan Mesir.
Dalam sebuah pernyataan terpisah yang dikeluarkan sebelumnya, kedutaan Palestina di Kairo mengatakan bahwa pihak berwenang Mesir telah sepakat untuk mengizinkan orang-orang Palestina yang terjebak di Bandara Internasional Kairo untuk kembali ke Jalur Gaza.
"Staf Kedutaan akan mengatur agar pemulangan warga Palestina yang aman ke Gaza," tulis pernyataan tersebut.
Baca juga, Israel Ledakkan Terowongan, Tujuh Pejuang Gaza Tewas.
Pernyataan tersebut tidak menyebutkan jumlah orang Palestina yang terdampar di bandara. Pihak berwenang Mesir, sementara itu, belum mengkonfirmasi informasi yang disampaikan dalam dua pernyataan tersebut.
Pada Ahad, kedutaan Palestina mengumumkan pembentukan sebuah momite krisis yang bertugas mengamankan kembalinya warga Gaza ke Palestina yang terdampar di bandara tersebut sejak 9 Februari.
Jalur Gaza, yang telah berada di bawah sejak 2007, memiliki tujuh penyeberangan perbatasan yang menghubungkannya dengan dunia luar.
Enam di antaranya dikendalikan oleh Israel, sementara yang ketujuh - penyeberangan Rafah - dikendalikan oleh Mesir. Mesir menjaga perbatasan ini secara ketat sejak mantan Presiden Muhammad Mursi, pemimpin pertama yang terpilih secara bebas di Mesir, digulingkan pada 2013 oleh kudeta militer.
Israel menutup empat penyeberangan komersialnya dengan Gaza pada pertengahan 2007 setelah kelompok Hamas merebut kendali jalur Gaza dari Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat.