REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku belum mendapat informasi langsung terkait keputusan pemerintah pusat memoratorium proyek elevated di seluruh Indonesia. Anies menilai, jika moratorium proyek elevated dilakukan, proyek light rail transit (LRT) harusnya ada pengecualian.
"Karena yang terkait dengan LRT untuk Asian Games memang mendasar. Jadi berbeda dengan elevated infrastructure development yang lain. Kalau LRT itu memang penunjang Asian Games. karena itu saya harus cek, saya akan cek dulu," kata dia di Balai Kota, Selasa (20/2).
Terkait jatuhnya tiang girder di proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Anies mengaku telah menggelar rapat khusus dengan asisten pembangunan Pemprov DKI beserta pihak-pihak yang memiliki kaitan dengan proyrek infrastruktur di Jakarta. Ia meminta mekanisme pengawasannya diperketat karena terkait aturan-aturan yang dikelola Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). "Jadi kita harus kaji mana wilayah Pemprov mana wilayah Kementerian PUPR," ujar dia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan akan memoratorium atau menghentikan sementara semua proyek elevated yang ada di seluruh Indonesia. Hal tersebut dilakukan guna menyusun dan menganalisa kembali metode kerja dari kontraktor pelaksana.
"Tadi pagi kami sudah diskusi dengan Pak Menteri (Menteri PUPR Basuki Hadimuljono). Perintah pertama adalah moratorium semua pekerjaan. Semua pekerjaan yang elevated akan kita hentikan semuanya," kata Arie.