REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Atlet Korea Utara (Korut) akan kembali ke tanah air mereka pekan ini setelah berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, di Korea Selatan (Korsel). Mereka mengkhawatirkan hukuman apa yang akan mereka terima karena mereka diperkirakan tidak akan membawa pulang medali.
Sebanyak 22 atlet Korut telah dikirim untuk bertanding di Olimpiade Musim Dingin 2018. Dengan menyertai pasukan pemandu sorak, Korut menandai partisipasinya yang kesembilan dalam ajang perhelatan olah raga akbar itu.
Para atlet itu bertanding di cabang olahraga figure skating, ski, dan hoki es, yang bergabung dengan tim Korsel. Tanpa meraih medali apa pun, penampilan mereka dipastikan akan membuat kecewa pemimpin Korut Kim Jong-un.
Sebelumnya, keluarga Kim dilaporkan pernah memberikan hukuman kepada atlet sepak bola Korut yang kalah dalam Piala Dunia 1966. Mereka dianggap telah mempermalukan negara dan menyebabkan kerugian.
Kepada Daily Star, seorang tahanan Korut mengaku pernah bertemu dengan skuad Piala Dunia Korut di fasilitas penahanan Yodok saat itu. Mereka dijatuhi hukuman penjara karena kalah dari tim Portugal dengan skor 5-3.
Surat kabar Korsel, The Chosun Ilbo, melaporkan pada 2010 tim sepak bola Korut juga pernah mendapat kritik panjang selama enam jam karena kalah di Piala Dunia. Mereka dituduh mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan keluarga Kim Jong-un.
"Mengingat tingginya harapan Korut dalam Piala Dunia, rezim tersebut dapat melakukan hal-hal buruk kepada tim mereka daripada hanya menegur. Dulu, atlet dan pelatih Korut yang tampil buruk akan dikirim ke penjara," ujar seorang sumber intelijen, seperti dilaporkan laman Fox News.
Korut hanya memenangkan dua medali di sepanjang sejarahnya mengikuti Olimpiade Musim Dingin, yaitu perak dan perunggu di cabang olah raga speedskating and short-track speedskating. Kim telah mendorong para atlet berlatih lebih keras dan pada 2015 ia bersumpah akan memperbaiki prestasi negara dalam bidang olah raga.
Dalam sebuah pernyataan bertajuk 'Let Us Usher in a New Golden Age of Building a Sports Power in the Revolutionary Spirit of Paektu,' Kim meminta partai yang berkuasa membantu atlet memenangkan medali di Olimpiade dan kejuaraan dunia lainnya.
"Hanya atlet yang bisa mengibarkan bendera republik kita di langit negara lain dalam kondisi damai," kata pernyataan tersebut.
Namun Korut tampaknya tidak siap mengikuti Olimpiade Musim Dingin tahun ini. Negara tersebut bahkan tidak memiliki daftar atlet yang siap dikirim sampai Januari, sebulan sebelum Olimpiade dimulai.
Hanya dua dari 22 atlet Korut yang lolos dalam kompetisi pra-Olimpiade. Ke-22 atlet lainnya yang tetap berpartisipasi terdiri dari tujuh pria dan 15 wanita. Tim hoki es gabungan Korut dan Korsel kebobolan 22 gol dan hanya mencetak gol sekali dalam empat pertandingan pertamanya.
Meski atlet yang dikirim hanya sedikit, Korut justru membawa rombongan yang cukup banyak. Selain delegasi, Korut juga menyertakan 140 pemusik, kelompok pemandu sorak sebanyak 229 wanita, tim demonstrasi taekwondo, dan 21 wartawan.
Sebelum Olimpiade berakhir, Korut masih memiliki sedikit harapan untuk membawa medali. Salah satu atletnya, Jong Kwang-bom (16 tahun) berhasil masuk dalam final speed skating race jarak pendek 500 meter untuk pria.