Selasa 20 Feb 2018 14:48 WIB

Menkeu Israel Bertemu PM Palestina Bahas Perdamaian

Israel mendesak Palestina kembali ke meja perundingan dengan AS sebagai penengah.

Ribuan warga Palestina turun ke jalan memprotes peringatan 100 tahun Deklarasi Balfour di depan Kantor Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah di Gaza City.
Foto: AP Photo/ Khalil Hamra
Ribuan warga Palestina turun ke jalan memprotes peringatan 100 tahun Deklarasi Balfour di depan Kantor Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah di Gaza City.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Keuangan Israel Moshe Kahlon pada Senin (19/2) bertemu dengan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Yordan. Dia menyerukan dilanjutkannya pembicaraan perdamaian, yang lama macet.

Pertemuan langka tersebut juga dihadiri Koordinator Kegiatan Pemerintah Israel di Wilayah itu (COGAT) Mayor Jenderal Yoav Mordechai dan Wakil Menteri Keuangan Itzik Cohen, kata satu pernyataan yang dikeluarkan atas nama Kahlon.

Pertemuan itu dipusatkan pada masalah keamanan dan keuangan, termasuk kegiatan bank Palestina, pembangunan zona baru industri di Wilayah Pendudukan Israel Tepi Barat, dan diciptakannya lapangan kerja baru di daerah yang dilanda pengangguran tersebut. Kahlon, menurut pernyataan itu mendesak pejabat Palestina kembali ke meja perundingan dengan Amerika Serikat sebagai penengah.

"Amerika adalah satu-satunya penengah yang paling jujur di wilayah ini," katanya.

Ia menambahkan pembicaraan mesti dimulai kembali melalui keterlibatan Utusan Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt. Palestina mencela Gedung Putih sebagai penengah yang bias setelah pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada 6 Desember. Pertemuan itu menandai pembicaraan langka antara para pejabat Israel dan Palestina, setelah babak terakhir pembicaraan perdamaian menghadapi kebuntuan pada 2014.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement