REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Email atau surat elektronik (surel) yang dikirim pembuat film James Ricketson ke oposisi dan pekerja media di Kamboja kini diselidiki hakim penyelidik terkait tuduhan spionase. Namun warga Australia ini mengatakan hal ini hanya mencari-cari kesalahan atas tuduhan yang lemah.
Poin Utama
- Hakim menanyakan mengenai 10 penerima surat elektronik.
- Ricketson menyebut hakim orang baik dengan pekerjaan sulit.
- Anak terdakwa menyebut pemeriksaan tersebut menunjukkan tak ada bukti atas tuduhan ini.
Ricketson tiba di Pengadilan Kota Phnom Penh, Senin (19/2) untuk menghadapi banyak pertanyaan dari seorang hakim penyelidik. Dia didakwa mengumpulkan materi untuk agen atau negara asing dan diancam 10 tahun penjara jika terbukti bersalah.
"Tidak ada satu surel yang menunjukkan saya adalah mata-mata. Hakim investigasi orang yang sangat baik. Namun saya rasa dia memiliki pekerjaan sangat sulit dalam menangani surel yang sama sekali tidak mengandung bukti," kata pria berusia 68 tahun itu kepada wartawan saat dibawa ke pengadilan.
Menurut sistem hukum di Kamboja, seorang hakim investigasi bertugas mengumpulkan bukti dan menanyai terdakwa sebelum kasus tersebut secara resmi diajukan ke pengadilan. Ricketson mengatakan, pertanyaan-pertanyaan pada pemeriksaan Senin kembali fokus pada surel.
James Ricketson ditangkap Juni dan diadili dengan tuduhan spionase. Facebook: James Ricketson
Daftar 10 penerima surel yang dia serahkan kepada seorang reporter pada minggu lalu termasuk buat mantan pemimpin oposisi Sam Rainsy dan sejumlah wartawan, yang identitasnya tidak dipublikasikan oleh surat kabar Phnom Penh Post. Isi dari surel tersebut belum terungkap.
'Ayahku bukan mata-mata'
Rainsy saat ini berada di pengasingan atas kemauan sendiri, seperti juga puluhan pemimpin oposisi lainnya, menyusul tindakan keras terhadap partai oposisi oleh Pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen, yang telah memerintah selama 33 tahun.
Oposisi Cambodian National Rescue Party telah dinyatakan ilegal, ketuanya Kem Sokha dipenjara dengan tuduhan pengkhianatan dan 118 anggota parlemen oposisi dilarang selama lima tahun. "Saya ingin menyampaikan pesan kepada Perdana Menteri Kamboja, meminta agar dia menghormati hak kebebasan berbicara," kata Ricketson setelah pemeriksaan.
"Ayah saya bukan mata-mata," kata anaknya, Jesse Ricketson, yang berada di pengadilan untuk menemui ayahnya.
"Sidang hari ini semakin membuktikan bagi kami bahwa tidak ada bukti yang mendukung tuduhan dalam kasus ini," katanya.
"Pemeriksaan demi pemeriksaan semuanya sama, tidak ada bukti," ujar Jesse.
"Betapa menyakitkannya bahwa dia dikurung padahal tidak ada bukti yang memberatkannya," tambahnya.
"Ayahku orang baik dengan hati yang baik yang selalu berusaha menjaga orang Kamboja," katanya.
Di pengadilan, Ricketson tampaknya memiliki luka di bagian atas kepalanya, yang menurutnya disebabkan oleh langit-langit sel tahanannya yang rendah.
Sel seluas 96 meter persegi di Penjara Prey Sar itu ditinggali bersama 140 tahanan lainnya sejak penangkapannya pada Juni 2017.
Pemeriksaan lanjutan dengan hakim investigasi kembali dijadwalkan minggu depan.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.