REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud meminta pemerintah dan kepolisian bisa meminimalisir ketakutan masyarakat Indonesia di tengah pesta demokrasi ini. Langkah ini diperlukan untuk mengantisipasi adanya main hakim sesama umat beragama.
"Diharapkan pemerintah hendak memilih untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat, dengan meminimalisasi rasa ketakutan, itu penting jangan sampai masyarakat dibikin takut secara terus menerus," ujarnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Selasa (20/2).
Menurutnya, peran kekompakan pemerintah dan kepolisan dalam kejadian beruntun ini sangat diperlukan di tengah ketakutan masyarakat. Sebab, jika dilihat dari tren penyerangan para pemuka agama diduga ada aktor yang terlibat.
"Kalau tren ini ada aktornya, ya tidak tahu aktornya yang mana tapi kelihatan ada perannya untuk itu diharapkan pemerintah atau kepolisian harus bisa menangani," ungkapnya.
Apabila pemerintah dan pihak kepolisian membiarkan kasus ini maka dipastikan akan menganggu kestabilan bangsa dan negara. Bahkan, pemerintah akan dirugikan jika masyarakat secara berani melakukan tindakan masing-masing.
Jangan sampai punya ketakutan dan itu rugi pemerintah kalau masyarakat takut, yang terjadi saling menuduh, suudzon menjadikan ketidaknyamanan atau ketidakstabilan dalam berbangsa, ucapnya.