Selasa 20 Feb 2018 17:23 WIB

Netanyahu Sebut Iran Ancaman Paling Berbahaya di Dunia

Menlu Iran menyebut pejabat Israel sebagai sirkus kartun.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Benjamin Netanyahu
Foto: Reuters/Dan Balilty
Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menyerukan Iran adalah ancaman paling berbahaya di dunia. Dia juga memperingatkan Iran, Israel siap bertindak melawan Teheran, bukan hanya 'wakilnya' di Suriah.

"Saya berpesan kepada tiran Teheran, jangan menguji keputusan Israel. Israel tidak akan membiarkan rezim tersebut melakukan teror di leher kami," kata Netanyahu dalam pidatonya di Konferensi Keamanan Munich.

Dia kemudian mengacungkan sebuah potongan logam berwarna hijau yang dia sebut sebagai potongan pesawat tak berawak Iran setelah pasukannya menurunkannya. Lalu dia memanggil Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

"Juru bicara rezim Iran yang baik, Tuan Zarif apakah Anda mengenali ini? Seharusnya, itu milik Anda," ujar Netanyahu.

Zarif dengan cepat menolaknya dan menyebut pejabat Israel sebagai sirkus kartun. Israel telah mengatakan mereka telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak tersebut pada 10 Februari setelah memasuki wilayahnya dari Suriah. Selain itu juga menanggapi serangan dengan serangan terhadap apa yang dikatakannya sistem kontrol Iran untuk kapal di Suriah.

Selama pertempuran tersebut, salah satu jet tempur milik Israel F-16 ditembak jatuh. Diyakini ini adalah serangan pertama terhadap pesawat Israel dalam pertempuran sejak 1982. Tanggapan Israel tersebut juga menandai pertama kalinya publik mengakui target Iran di Suriah sejak awal perang di sana.

Lagi-lagi Netanyahu memanggil Zarif dengan berharap agar berbicara menanggapinya kemudian. "Tidak diragukan lagi, Zarif dengan berani akan menolak keterlibatan Iran di Suriah. Dia berbohong dengan fasih," katanya.

Militer Israel mengklaim pesawat tak berawak itu adalah salinan model Amerika Serikat (AS) yang diambil pada 2011. Klaim itu didasarkan pada puing pesawat tak berawak yang mereka temukan tersebut.

Dalam kehadirannya pada acara di Muenchen yang pertama kalinya itu, Netanyahu mendesak pejabat AS, Eropa dan para diplomat segera melawan Iran. Netanyahu juga menunjukkan peta yang dia katakan persebaran kehadiran Iran di Timur Tengah.

Dia mengatakan Iran meningkatkan kekuatannya saat pasukan koalisi pimpinan AS melawan ISIS di Irak dan Suriah untuk mendapatkan kembali wilayah dari para teroris. "Hal yang tidak menguntungkan adalah saat ISIS menekan dan Iran bergerak masuk, mereka terus mencoba membangun kerajaan terus-menerus ini yang mengelilingi Timur Tengah dari selatan di Yaman, namun juga berusaha menciptakan jembatan darat dari Iran ke Irak, Suriah, Lebanon dan Gaza," ujarnya.

Kemudian dia mengatakan ini adalah perkembangan yang sangat berbahaya bagi wilayah tersebut. Zarif dengan segera menanggapi pernyataan Netanyahu dengan mengatakan pidato PM Israel tersebut sebagai sirkus kartun yang bahkan tidak pantas menerima martabat dari sebuah tanggapan.

"Kekalahan ISIS di lapangan telah memulihkan keamanan di wilayah-wilayah yang luas yang sebelumnya diduduki. Namun ini tidak menandai berakhirnya ekstremisme. Ideologi saat ini yang didasarkan pada kebencian masih ada dan bisa meledak di sembarangan tempat atau waktu," ujar Zarif memperingatkan.

Menurut Asharq Alawsat, Selasa (20/2), pernyataan Zarif tidak menjawab soal keterlibatan Iran dalam perang Suriah. Namun dia membuat pernyataan yang dapat diartikan sebagai pembenaran keterlibatan di Irak dan Suriah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement