REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Selasa (20/2) pasukan yang dipimpin Turki akan mengepung Afrin, Suriah dalam beberapa hari ke depan.
Itu adalah bagian dari operasi Turki mengusir milisi YPG Kurdi di Suriah barat laut. Turki memulai operasi tersebut pada bulan lalu dengan pemberontak Suriah untuk melawan YPG. Kelompok milisi tersebut disebut Turki sebagai teroris dan merupakan perpanjangan militan PKK.
PKK telah bertempur dalam upaya pemberontakan selama tiga dekade terakhir di Turki tenggara.Lebih dari 40 ribu orang telah terbunuh dalam pertempuran tersebut.
Sebelumnya dilaporkan Asharq Alawsat,Turki dituduh melakukan serangan gas dan menewaskan enam orang warga sipil. Namun pihaknya mengatakan tuduhan tersebut adalah propaganda hitam.
Seorang juru bicara Kurdi YPG menyebutkan bahwa pengeboman oleh Turki menyerang sebuah desa di barat laut wilayah tersebut. Serangan itu menyebabkan enam orang mengalami gangguan pernapasan dan gejala lainnya yang mengindikasikan adanya serangan gas.
Sejak dimulainya konflik pada 2011, YPG dan sekutunya telah mendirikan tiga daerah otonom di utara, termasuk Afrin. Lingkup pengaruh mereka berkembang saat mereka merebut wilayah yang dikuasai ISIS dengan bantuan Amerika Serikat (AS). Meskipun Washington menentang rencana otonomi mereka seperti halnya rezim Suriah.