Rabu 21 Feb 2018 11:30 WIB

Jawara Betawi Pitung Jaga Ulama dari Teror

Tanda silang merah di pagar rumah lima guru besar, terdeteksi secara bersamaan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Agus Yulianto
Pendekar Betawi, Ilustrasi
Foto: IST
Pendekar Betawi, Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden dan pendiri Jawara dan pendekar Betawi Pitung, Achmad Fauzi Siddiq menginstruksikan, anggota dan jajarannya untuk mengajak masyarakat dan warga menjaga ulama dan kiai sebelum terlambat. Bersama guru-guru besar dari berbagai wilayah, ia mengadakan rapat di Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat awal pekan ini.

"Dari Jawara Betawi Pitung, kami kumpulkan guru-guru besar untuk membahas keamanan para ulama, kiai, habaib, ustaz, juga marbot masjid," kata Bang Ozzi sapaannya, di Kebon Jeruk, Selasa (20/2).

Hal tersebut menyusul beberapa dugaan teror yang ditujukan menyasar ke kediaman ulama dan kiai setempat. Pertama, ada teror dengan tanda-tanda silang di pagar rumah ulama. Serta yang kedua, dengan adanya orang tak dikenal menerobos masuk menyambangi rumah ulama.

Seperti di kediaman Kiai Luqman, di Jalan Saud Kelapa Dua, Jakarta Barat. Pada dini hari, ada yang mengetok pintu rumahnya. Saat dibukakan pintu, seorang tersebut langsung pergi.

"Dari aduan Kiai Luqman itu, baru kita mengadakan rapat dadakan, bersama juga Panglima Jawara Betawi Pitung Bachtiar Pitung," kata dia.

Sementara, tanda silang merah di pagar rumah lima guru besar, terdeteksi secara bersamaan. Di rumah KH Bunyamin Muhammad yang tinggal di H terik, Habib Alwi di Srengseng, Habib Hasan di Kampung Baru, Habib Majid di Pondok Aren dan di kediaman Kyai Syafi'i Mustawa.

"Untuk itu, dari Jawara Betawi Pitung, sudah menjaga ketat rumah-rumah beliau-beliau semalaman kemarin. Serta hingga saat ini kami antisipasi kepada masyarakat, untuk jaga ulama kita, terlebih di waktu shubuh," ujar Bang Ozzi.

Oleh karena itu pula, Bang Ozzi mengimbau jika ada orang baru berlagak aneh masuk musolah atau masjid, hendaknya ditegur. Dari mana asalnya, siapa, dan lain sebagainya, sebab kejadian pengeroyokan ustaz atau ulama seperti terjadi di Bandung, Jawa Barat rentan di waktu shubuh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement