REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden dan pendiri Jawara dan pendekar Betawi Pitung, Achmad Fauzi Siddiq menginstruksikan, anggota dan jajarannya untuk mengajak masyarakat dan warga menjaga ulama dan kiai sebelum terlambat. Bersama guru-guru besar dari berbagai wilayah, ia mengadakan rapat di Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat awal pekan ini.
"Dari Jawara Betawi Pitung, kami kumpulkan guru-guru besar untuk membahas keamanan para ulama, kiai, habaib, ustaz, juga marbot masjid," kata Bang Ozzi sapaannya, di Kebon Jeruk, Selasa (20/2).
Hal tersebut menyusul beberapa dugaan teror yang ditujukan menyasar ke kediaman ulama dan kiai setempat. Pertama, ada teror dengan tanda-tanda silang di pagar rumah ulama. Serta yang kedua, dengan adanya orang tak dikenal menerobos masuk menyambangi rumah ulama.
Seperti di kediaman Kiai Luqman, di Jalan Saud Kelapa Dua, Jakarta Barat. Pada dini hari, ada yang mengetok pintu rumahnya. Saat dibukakan pintu, seorang tersebut langsung pergi.
"Dari aduan Kiai Luqman itu, baru kita mengadakan rapat dadakan, bersama juga Panglima Jawara Betawi Pitung Bachtiar Pitung," kata dia.
Sementara, tanda silang merah di pagar rumah lima guru besar, terdeteksi secara bersamaan. Di rumah KH Bunyamin Muhammad yang tinggal di H terik, Habib Alwi di Srengseng, Habib Hasan di Kampung Baru, Habib Majid di Pondok Aren dan di kediaman Kyai Syafi'i Mustawa.
"Untuk itu, dari Jawara Betawi Pitung, sudah menjaga ketat rumah-rumah beliau-beliau semalaman kemarin. Serta hingga saat ini kami antisipasi kepada masyarakat, untuk jaga ulama kita, terlebih di waktu shubuh," ujar Bang Ozzi.
Oleh karena itu pula, Bang Ozzi mengimbau jika ada orang baru berlagak aneh masuk musolah atau masjid, hendaknya ditegur. Dari mana asalnya, siapa, dan lain sebagainya, sebab kejadian pengeroyokan ustaz atau ulama seperti terjadi di Bandung, Jawa Barat rentan di waktu shubuh.