REPUBLIKA.CO.ID, REGINA -- Sejumlah siswa Muslim di Universitas Regina di Saskatchewan, Kanada, merasa curiga dengan daging yang diberi label halal, namun sebenarnya tidak halal. Mereka memfilmkan sebuah rekaman pada 15 Februari lalu, yang meminta seorang karyawan di Global Village jika ayam yang diberi label sebagai halal yang disajikan di prasmanan itu benar adanya.
Namun, sang karyawan itu mengatakan tidak. Para pelajar tersebut kemudian membawa kekhawatiran mereka kepada presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim (MSA), Muhammad Rehman. "Ini adalah pengkhianatan pada kepercayaan konsumen," kata Rehman, dilansir dari Global News, Rabu (21/2).
MSA kemudian mengirim surat yang mengungkapkan keprihatiannya kepada petugas administrasi dan jasa makanan Chartwells, yang mengelola Global Village dan tempat makan di kampus lainnya. Global Village menawarkan pilihan makanan halal hampir setiap hari untuk makan siang dan makan malam.
Rehman mengatakan, itu adalah pilihan halal utama di kampus. Ia menegaskan, dalam agama itu sendiri, halal adalah sesuatu yang diperbolehkan untuk dimakan.
"Ketika sampai pada daging itu harus disembelih dengan cara tertentu dengan nama Tuhan yang diucapkan di atasnya. Ini sangat mirip dengan kosher (makanan dan hewan yang boleh dimakan dalam Yahudi) dalam pengertian itu," lanjutnya.
Rehman mengatakan, insiden serupa terjadi pada November lalu. Pada 15 Februari lalu, beberapa karyawan tidak peduli jika ayam itu halal. Sekarang, dia mengatakan masalah yang lebih besar dari kepercayaan konsumen memainkan peran.
"Saya pergi ke sana dan membeli makanan vegetarian dan diberi label sebagai vegetarian, tapi saat saya memakannya ada daging di sana. Ini jelas tidak merugikan orang tersebut, tapi misalnya anda membeli TV Sony dan saat anda membukanya, itu adalah TV Samsung. Anda menginginkan apa yang telah anda bayar," ujarnya.
Pada Selasa, pilihan makan siang halal di Global Village adalah hot dog ayam. Paket hot dog kosong dari Zabiha Halal ditempelkan ke garis prasmanan, sebuah tanda Chartwells, dan perusahaan induk mereka Compass Group, mencoba mengembalikan kepercayaan konsumen.
"Kami menganggap serius masalah ini, sangat serius," kata direktur komunikasi Compass Group Canada, Stephanie Baxter.
Baxter mengatakan, mereka saat ini melihat bagaimana kejadiannya. Mereka mengidentifikasi cara untuk memastikan hal tersebut tidak pernah terjadi lagi. Karena itu, mereka juga bekerja sama dengan universitas dan berharap dapat bekerja sama dengan asosiasi siswa.
Baxter mengatakan, bahwa staf Chartwell di U atau R telah diberitahu tentang kesalahan tersebut. Daftar halal kemudian diturunkan pada Kamis. "Kami dengan tulus menyesali kesalahan ini, dan meminta maaf kepada semua siswa dan staf yang terkena dampaknya," lanjut Baxter.
Rehman mengemukakan, kekhawatiran bahwa masalah serupa mungkin terjadi di Chartwells/Compass di tempat lain dikontrak untuk menyediakan makanan. Perusahaan ini melayani jutaan makanan di Kanada setiap tahunnya. Baxter mengatakan, Chartwells akan mengkaji dan memperkuat kebijakan seputar bagaimana makanan disajikan.
Universitas Regina menunda komentarnya terhadap Compass, namun dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa mereka menanggapi masalah ini dengan sangat serius dan berkomitmen terhadap kampus yang beragam dan ramah.