REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dugaan teror berupa penyontrengan tanda berwarna merah kembali hadir di rumah Habib Hasan Yabes di Jalan Kampung Baru, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Penyontrengan tanda di kediaman Habib Hasan, terjadi dua kali dalam kurun waktu berbeda. Penandaan pertama terdeteksi pada dua pekan lalu dan yang kedua enam hari yang lalu.
"Sengaja saya tidak posting, untuk menjaga ketenangan warga. Ini juga menjelang pemilu, hal-hal tidak jelas datang. Pihak-pihak provokator ingin mengadu dombu," ujar Habib Hasan saat dihibungi Republika.co.id, Rabu (21/2).
Tanda pertama terdeteksi berbentuk silang dengan lingkaran yang keduanya berwarna merah, berada di tembok pagar kediaman Habib Hasan. Sementara tanda kedua berada di aspal jalan depan rumah Habib Hasan, berbentuk tanda panah berwarna cream mengarah ke pintu masuk pagar rumahnya.
"Saya langsung panggil pihak dari Jawara Betawi Pitung (JBP), untuk menghapus. Setelah dihapus, saya mau tau dikasih tanda lagi atau tidak. Ternyata timbul yang kedua," ujarnya.
Terekam dari CCTV Habib Hasan, pelaku melakukan aksinya pukul 03.45 WIB di kedua aksi pelaku. Pelaku berwajah asing tak dikenal dengan berpakaian koko putih dan kopiyah putih dengan menggunakan motor tanpa plat nomor.
Oleh karenanya, JBP selaku penjaga keamanan wilayah, alim ulama, dan habib, berkomitmen untuk menjaga masyarakat termasuk alim ulama dan habib serta tokoh agama. Untuk antispasi, Habib Hasan menyarankan kepada masyarakat untuk tidak berkumpul dalam penjagaan ke rumah-rumah ulama.
"Jangan berkumpul, kita juga buat tak tik untuk mengepung pelaku. Jika tertangkap ditanya alasannya apa berbuat seperti itu. Masyarakat juga diimbau tetap tenang," ujarnya.
Di samping itu, pada Rabu (21/2) terdengar lagi penyontrengan di kediaman kedua habib di wilayah Rawa Belong. Salah satunya Habib Novel bin Soleh Al Idrus. Dari informasi yang didapat, tanda silang dengan di atas simbol silang terdapat gambar kepala, ada di rumah habib Novel.
Namun, belum diketahui pada sisi mana tanda tersebut dicontreng. "Siang ini, JBP ingin survei ke sana," ujar Habib Hasan.
Menghadapi situasi seperti ini, Habib hasan meminta warga dan masyarakat tetap waspada, tidak emosi juga tenangkan hatinya. "Para pelaku ini melakukan aksi itu, sebab kebodohan dan ketidaktahuan mereka, jika tertangkap tanyakan baik-baik maksud dan tujuannya," tutupnya.