REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand tidak mengkhawatirkan pergerakan bekas mantan Perdana Menteri ThaksinShinawatra dan saudara perempuannya yang digulingkan militer. Shinawatra sebelumnya menggelar kunjungan baru-baru ini ke beberapa kota di Asia dan melakukan pertemuan dengan anggota partai mereka.
Kedua Shinawatra telah mendominasi politik Thailand selama hampir dua dekade dan memiliki pengaruh signifikan melalui sekutu dan kerabat meskipun keduanya tinggal dalam pengasingan diri. Kemungkinan mereka akan menjadi faktor penting dalampemilihan umum junta yang dijanjikan untuk November mendatang.
Kritikus mengatakan. militer yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta 2014 yangmenyingkirkan pemerintah Yingluck Shinawatra, ingin mengakhiri pengaruh politik keluarga. Maksud tersebut tercermin dalam piagam baru yang didukung militer, undang-undang partai dan pembatasan terhadap partai politik.
Seorang anggota partai mengatakan Thaksin dan Yingluckmengunjungi China dan Jepang bulan ini dan bertemu setidaknya 30 anggota parlemen dari partai Puea Thai mereka di Hong Kong pada akhir pekan.
Keduanya ditemukan di sebuah hotel di Singapura pada Selasa. Mereka bertemu dengan sekelompok pria tak dikenal, dan berada di kota tersebut sampai Rabu.
Juru bicara junta, yang dikenal sebagai Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban mengatakan, pihaknya tidak berfokus pada kedua kakak beradik Shinawatra tersebut.
Thaksin adalah mantan konglomerat telekomunikasi dan mantan perdana menteri dari 2001sampai 2006. Ia digulingkan dalam kudeta militer dan meninggalkan Thailand pada 2008.