REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Kepolisian diminta untuk bersikap cepat dan adil dalam mengusut tuntas semua kasus penyerangan dan penganiayaan terhadap pemuka agama di Indonesia akhir-akhir ini. Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslin se-Indonesia (ICMI), Priyo Budi Santoso.
"Tindakan untuk melakukan tindak kekerasan kepada para pemuka agama, baik Islam, Gereja, Konghucu atau siapapun juga, aparat harus siap untuk bertindak tegas," kata Priyo di Kantor ICMI Pusat, Jakarta, Rabu (21/2).
Priyo meminta pihak kepolisian bijaksana dalam mengusut hal tersebut. Sebab, apapun alasannya, tindakan tersebut tetap tidak dibenarkan.
Ia pun merasa prihatin dan mengutuk keras perbuatan tersebut, terlepas pelakunya dianggap menderita gangguan jiwa atau tidak.
"Kita semua prihatin dan mengutuk keras. Ini by design atau tidak, kita meminta pihak keamanan untuk bertindak cepat dan adil," tambahnya.
Ia berharap, jangan terkesan penanganan kasus tidak adil, sebab dapat menggoyahkan suasana yang tidak perlu.
"Jangan tonjolkan ini seakan kalau menyangkut (penyerangan) pemuka Islam kok orang gila, tergesa-gesa (memutuskan). Sementara yang lain kok tidak gtu," tambahnya.
Sebelumnya, rentetan kasus yang terjadi diantaranya di Jawa Barat, yaitu kasus penganiayaan terhadap ulama terjadi di waktu dan tempat yang berdekatan.
Kasus pertama terjadi kepada Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Umar Basri (Mama Santiong). Ia menjadi korban penganiayaan usai Shalat Subuh di masjid pada Sabtu (27/1). Kemudian muncul kasus baru yang bahkan menyebabkan meninggalnya Komando Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto pada Kamis (2/1) pagi.
Lalu, di Jakarta Barat, pada Ahad (11/1) kemarin, seorang Ustaz bernama Abdul Basit juga dikeroyok sekelompok pemuda. Kelompok pemuda tersebut, diketahui mengeroyok Abdul Basit karena alasan emosi.
Pasalnya, Abdul Basit diketahui kerap menegur para pemuda tersebut yang kerap kongkow hingga larut dan kencing sembarangan. Beruntung, Abdul Basit tidak tewas.
Kemudian peristiwa penyerangan seorang pastur di Sleman, Yogyakarta, Ahad (11/1) kemarin. Penyerangan itu menyebabkan Pastur Romo Karl Edmund Prier terluka bersama lima orang lainnya. Penyerangan ini pun belum ada keterkaitan dengan penyerangan pemuka agama lainnya.