Kamis 22 Feb 2018 00:07 WIB

Polri: Publik Jangan Terjebak Isu Kekerasan ke Pemuka Agama

Sejauh ini, ada 21 kasus kekerasan terhadap pemuka agama.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Kabareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto saat menghadiri rapat koordinasi melalui Vidio Conference dengan seluruh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) dan Kantor Perwakilan BI se-Indonesia di Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/6).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kabareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto saat menghadiri rapat koordinasi melalui Vidio Conference dengan seluruh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) dan Kantor Perwakilan BI se-Indonesia di Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabareskrim Polri, Komisaris Jenderal Polisi Ari Dono Sukmanto meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi bahkan memprovokasi lagi dengan berbagai kabar hoaks yang mengiringi peristiwa kekerasan terhadap pemuka agama yang marak belakangan ini. Pasalnya, berbagai spekulasi yang tidak jelas muncul menyertai serangkaian aksi kekerasan pada pemuka agama.

"Jangan terpancing provokasi lalu kemudian malahan balik memprovokasi melalui opini atas kabar kasus kekerasan terhadap pemuka agama," tegas Ari dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (21/2).

Ari menyatakan, menebar opini spekulatif terkait peristiwa itu justru meluputkan esensi dari kejadian itu. Padahal, persatuan masyarakat seharusnya semakin ditingkatkan dengan adanya serangkaian peristiwa tersebut. Namun, adanya isu yang mengaitkan serangkaian peristiwa tanpa bukti justru menimbulkan keresahan di masyarakat.

"Mengaitkan peristiwa itu dalam bingkai seolah-olah besar, justru kontraproduktif," kata Ari.

Ari menegaskan, Polri tidak berpangku tangan menggali data dan fakta atas peristiwa itu. Ari pun meminta masyarakat tetap percaya pada polisi dalam menuntaskan serangkaian kasus itu.

Berdasarkan data yang dimiliki Bareskrim Polri, sudah ada 21 peristiwa kekerasan terhadap pemuka agama. Di Aceh, Banten, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, misalnya, masing-masing kota itu terjadi satu peristiwa. Lalu Jawa Timur sebanyak empat peristiwa.

Paling banyak di Jawa Barat yaitu 13 peristiwa. "Hasil penelusurannya, seluruh peristiwa itu murni kriminal biasa. Pelaku, modus hingga motifnya beragam dan tak ada kecenderungan seperti yang selama ini jadi pembicaraan masyarakat," ujar Ari.

Ari juga memastikan, serangkaian kasus ini akan terungkap. Saat ini kata Ari, Polisi juga sedang mendalami para penggoreng isu lalu mereka yang sebarkan isu mengaitkan serangkaian penyerangan pemuka agama tanpa bukti yang jelas.

"Terpenting, justru seharusnya masyarakat melontarkan pertanyaannya adalah 'siapa sutradara yang menggoreng lalu menyebarkan isu sendiri itu?' Agar tak terjebak lagi polemik kontra produktif," kata Ari menutup.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement