REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Al Hilal atau lebih dikenal dengan nama Masjid Katangka merupakan masjid tertua di Provinsi Sulawesi Selatan.
“Masjid ini dinamakan Masjid Katangka karena lokasi masjid terletak di Kelurahan Katangka. Tepatnya Jalan Syekh Yusuf, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu , Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan,” ungkap penyair Mira Achiruddin yang baru saja mengunjungi Masjid Al Hilal beberapa waktu lalu.
Penyair yang banyak menulis sajak-sajak sufi itu rajin melaksanakan wisata masjid. Baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Mira menambahkan, ketika memasuki Masjid Katangka, terasa sekali suasana yang begitu dalam. Hal itu mengingat Masjid Katangka didirikan pada abad ke-17, tepatnya tahun 1603 M. Hingga kini usia Masjid Katangka sekitar 400 tahun.
Masjid Katangka dibangun pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV yang bernama Mangarangi Daeng Manrabbia atau dikenal dengan Sultan Alauddin. Ia adalah Raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam.
“Masjid Katangka menjadi saksi bisu perjuangan dan perjalanan dalam menyebarkan agama Islam khususnya di Sulawesi Selatan pada masa pemerintahan Sultan Alauddin,” tuturnya.
Walaupun Masjid Katangka telah mengalami perbaikan di beberapa tempat pada tahun 1800 M, mimbar masjid masih dipertahankan. “Keunikan mimbar Masjid Katangka memiliki sentuhan ornamen Cina dan Portugis,” ungkapnya.
Filosofi dari pintu masjid yang berjumlah lima buah bermakna rukun Islam. Jendela masjid berjumlah enam buah adalah rukun iman. “Dan ada empat tiang penyangga masjid bermakna bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki empat orang sahabat (khulafaur rasyidin, red),” paparnya.
Mira mengemukakan, Masjid Katangka sangat unik. Di sekeliling masjid terdapat makam sejumlah Raja Gowa dan keturunannya. Juga terdapat makam Sultan Hasanuddin beserta keluarganya.
Sultan Hasanuddin dikenal sebagai pahlawan nasional yang sangat gigih dan berani melawan penjajahan Belanda pada abad ke-17.
“Masjid Katangka pada saat ini dijadikan sebagai cagar budaya pelestarian Sulawesi Selatan. Sekaligus menjadi destinasi wisata religi bagi para wisatawan Tanah Air maupun luar negeri,” ujar Mira Achiruddin.