Rabu 21 Feb 2018 21:30 WIB

Masjid Katangka, Saksi Bisu Penyebaran Islam di Sulsel

Masjid ini dibangun pada masa Sultan Alauddin, raja Gowa pertama yang memeluk Islam.

Penyair Mira Achiruddin di depan Masjid Katangka, Sulawesi Selatan.
Foto: Dok Mira Achiruddin
Penyair Mira Achiruddin di depan Masjid Katangka, Sulawesi Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Masjid Al Hilal atau lebih dikenal dengan nama Masjid Katangka merupakan masjid  tertua di Provinsi Sulawesi Selatan.

“Masjid ini dinamakan Masjid Katangka karena lokasi masjid terletak di Kelurahan Katangka.  Tepatnya Jalan Syekh Yusuf, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu , Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan,” ungkap penyair Mira Achiruddin yang baru saja mengunjungi Masjid Al Hilal beberapa waktu lalu.

Penyair yang banyak menulis sajak-sajak sufi itu rajin melaksanakan wisata masjid. Baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Mira menambahkan, ketika memasuki Masjid Katangka,  terasa sekali suasana yang begitu dalam. Hal itu  mengingat Masjid Katangka didirikan pada abad ke-17,  tepatnya  tahun 1603 M. Hingga kini usia Masjid Katangka sekitar 400  tahun.

 

Masjid Katangka dibangun pada masa pemerintahan Raja Gowa  XIV yang bernama Mangarangi Daeng Manrabbia atau dikenal dengan Sultan Alauddin. Ia adalah  Raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam.

“Masjid Katangka  menjadi saksi bisu perjuangan dan perjalanan dalam menyebarkan agama Islam khususnya di Sulawesi Selatan pada masa pemerintahan Sultan Alauddin,” tuturnya.

Walaupun Masjid Katangka telah mengalami perbaikan di beberapa tempat  pada tahun 1800 M, mimbar masjid masih dipertahankan. “Keunikan  mimbar Masjid Katangka memiliki sentuhan ornamen Cina dan Portugis,” ungkapnya.

Filosofi dari pintu masjid yang berjumlah  lima buah bermakna rukun Islam. Jendela masjid berjumlah enam buah adalah rukun iman.  “Dan ada empat tiang penyangga  masjid bermakna bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki empat orang sahabat (khulafaur rasyidin, red),” paparnya.

Mira mengemukakan, Masjid Katangka sangat unik.  Di sekeliling masjid terdapat makam sejumlah Raja Gowa dan keturunannya. Juga terdapat makam Sultan Hasanuddin  beserta keluarganya.

Sultan Hasanuddin dikenal sebagai pahlawan nasional yang sangat gigih dan berani melawan penjajahan Belanda pada abad ke-17.

“Masjid Katangka pada saat ini dijadikan sebagai cagar budaya pelestarian  Sulawesi Selatan. Sekaligus menjadi destinasi wisata religi  bagi para wisatawan Tanah Air maupun luar negeri,” ujar Mira Achiruddin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement